Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat mulai menerapkan program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) untuk memberikan kemudahan masyarakat lanjut usia mendapatkan akses berbagai layanan publik yang memberikan manfaat bagi kehidupannya sebagai wujud perhatian pemerintah.
"Kita ingin mendorong lansia bisa mampu mendapatkan akses layanan, lansia mampu mandiri, lansia mandiri dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, administrasi kependudukan, terus juga kemandirian ekonomi," kata Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut Agus Dinar saat menggelar pertemuan dengan pemangku kepentingan membahas program LLT di Garut, Senin.
Ia menuturkan Pemkab Garut menggelar pertemuan dengan multi sektor sebagai tindak lanjut telah ditunjuknya Garut oleh pemerintah pusat sebagai tempat percontohan untuk penguatan menjalankan program LLT.
Program LLT itu, lanjut dia, sejalan dengan program Bupati Garut tentang Garut Hebat Berkelanjutan sesuai dalam visi dan misinya untuk membangun sumber daya manusia, dan pelayanan lansia yang saat ini secara bertahap baru dimulai di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sukawening.
"Saat ini baru di Kecamatan Sukawening, khususnya di Desa Pasanggrahan, ini bisa menjadi yang berhasil," katanya.
Ia menyebutkan di Garut ada 55 ribuan lansia yang dikelompokkan di atas usia 60 tahun yang harus mendapatkan perhatian agar tidak terlantar, terjamin kesehatannya, dan juga tetap bisa produktif.
Selama ini, lanjut dia, masih ditemukan lansia yang dokumen kependudukannya belum punya, dampaknya mereka tidak bisa mendapatkan akses pelayanan publik seperti bantuan dari pemerintah.
"Bagaimana dia mendapatkan bantuan dan perhatian, ternyata dokumen penduduk juga banyak yang belum memiliki, sehingga melalui LLT ini hal-hal itu bisa terperhatikan lagi, bisa terfasilitasi," katanya.
Ketua Aisyiyah Garut, Eti Nurulhayati menyatakan, pihaknya siap menjalankan program tersebut untuk menangani lansia berdasarkan tiga level yakni Level 1 yakni lansia yang aktif, produktif, dan sehat, Level 2 yakni lansia yang aktif dan produktif namun kondisinya kurang sehat, dan Level 3 yakni lansia yang membutuhkan perawatan intensif atau jangka panjang.
Ia menyampaikan program tersebut nantinya akan ada kader LLT sukarelawan yang akan membantu mengintegrasikan persoalan lansia ke berbagai pusat layanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Selanjutnya, kata dia, ada program Balai Bina Usaha Keluarga Aisyiyah dan Balai Usaha Ekonomi Aisyiyah yang mendorong produktivitas lansia untuk tetap produktif berwirausaha.
"Jadi ada yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian membuka KWT (kelompok wanita tani), berproduksi, dari yang tadinya tidak berwirausaha, jadi berwirausaha," katanya.
