Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen, yakni antara 1,5 persen hingga 3,5 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Jumat (1/8), IHK Juli 2025 tercatat inflasi sebesar 0,30 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 2,37 persen year on year (yoy).
“Inflasi yang terjaga ini hasil konsistensi kebijakan moneter dan eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan, sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam wujud optimalnya Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah melalui gerakan nasional pengendalian inflasi pangan di berbagai daerah,
Ramdan menambahkan bahwa ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2025 dan 2026.
Pada Juli 2025, inflasi inti tercatat sebesar 0,13 persen (mtm), meningkat dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm).
Realisasi inflasi inti pada Juli 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas biaya pendidikan, terutama pendidikan SD, SMP dan SMA, dipengaruhi oleh faktor musiman dimulainya tahun ajaran baru, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga.
Secara tahunan, inflasi inti Juli 2025 tercatat sebesar 2,32 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,37 persen (yoy).
Sementara itu, kelompok volatile food pada Juli 2025 mengalami inflasi sebesar 1,25 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,77 persen (mtm).
Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas beras, bawang merah, dan cabai rawit seiring dengan menurunnya pasokan selama berlangsungnya masa tanam, serta gangguan produksi dan distribusi di beberapa wilayah.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,82 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,57 persen (yoy).
Bank Indonesia memprakirakan bahwa ke depan, inflasi volatile food tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara bank sentral bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
