Cianjur (ANTARA) - Anggota DPR RI memastikan ikan yang dibudidayakan di perairan Waduk Cirata khususnya wilayah Jangari-Cianjur, Jawa Barat, bebas merkuri setelah para pembudidaya menerima hasil uji laboratorium di Bogor.
Anggota Komisi IV DPR RI drh Slamet di Cianjur Selasa mengatakan, hasil uji laboratorium yang dilakukan para pembudidaya ke laboratorium di Bogor hasilnya tidak terdeteksi atau not detected kandungan merkuri pada ikan mas dan nila yang dibudidayakan.
"Saya datang ke Cianjur menemui pembudidaya ikan Koperasi Jagaraksa Coklat, Kecamatan Mande, untuk mendengarkan aspirasi terkait statemen dari Menteri Kelautan dan Perikanan yang mengatakan ikan di Cirata tercemar merkuri," katanya.
Dia memastikan ikan yang dibudidayakan di Waduk Cirata termasuk wilayah Jangari, layak konsumsi karena terdapat dua bukti dari salah satu laboratorium di Bogor sehingga dapat mematahkan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Pasalnya ungkap nelayan, dampak dari pernyataan tersebut membuat perekonomian pembudidaya ikan di Cianjur terganggu, bahkan omset mereka terus menurun dan harga ikan yang dijual menjadi murah serta banyak keraguan dari pembeli untuk berbelanja ikan.
"Saya mewakili teman-teman pembudidaya dan nelayan di Cianjur akan meminta klarifikasi dari Pak Menteri Kelautan, seharusnya sesuai program pemerintah sedang menggalakkan bagaimana ekonomi masyarakat bangkit untuk mengurangi angka kemiskinan," katanya.
Pihaknya juga meminta masyarakat tidak perlu ragu dengan ikan yang dihasilkan pembudidaya atau petani ikan di Waduk Cirata karena sudah dipastikan tidak mengandung merkuri dan Kementerian KKP memberikan solusi yang real, solusi yang nyata untuk agar pembudidaya semakin sejahtera.
Sementara anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat RK Dadan Surya Negara, menambahkan seiring keluarnya hasil uji laboratorium yang tidak ditemukan merkuri dapat mengembalikan kepercayaan para konsumen mengkonsumsi ikan nila dan mas dari perairan Waduk Cirata.
"Para petani di Ciarat-Jangari berinisiatif melakukan uji lab dan hasilnya tidak ada merkuri di Cirata, sehingga kami berharap masyarakat sebagai konsumen tidak lagi ragu untuk mengkonsumsi ikan dari Waduk Cirata," katanya.
Wakil Ketua Koperasi Jagaraksa Coklat yang juga pembudidaya ikan di Blok Dermaga Coklat Wilayah Jangari Ade Sofyan, mengatakan uji laboratorium yang dilakukan bersama para petani ikan di wilayah Jangari secara swadaya guna memastikan keamanan dan kelayakan ikan yang dibudidayakan.
"Kami langsung berinisiatif melakukan uji laboratorium guna memastikan ikan hasil budidaya di Waduk Cirata layak dan aman dikonsumsi karena pernyataan Menteri KKP membuat kami merugi karena penghasilan terus menurun," katanya.
Dia menjelaskan, penurunan angka penjualan mencapai 50 persen yang biasanya di akhir pekan pembudidaya dapat menjual ikan sampai 10 ton namun saat ini paling tinggi di angka 5 ton, sedangkan hari biasa hanya bisa menjual 1 sampai 2 ton.
