Antarajabar.com - Warga Korea Selatan pergi ke tempat pemungutan suara pada Selasa untuk memilih pemimpin baru mereka, menggantikan mantan Presiden Park Geun-hye yang dilengserkan akibat keterlibatannya dalam skandal korupsi.
Pemungutan suara akan mengakhiri kekosongan kepemimpinan selama berbulan-bulan di negara itu. Park dilengserkan atas tuduhan penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan pada Maret lalu, menjadikannya presiden pertama Korea Selatan yang terpilih secara demokratis, yang dilengserkan dari jabatannya. Dia dipenjara dan diadili.
Park membantah telah melakukan kesalahan.
Moon, yang kalah sedikit dari Park saat pemilihan presiden pada 2012 lalu, sebelumnya telah mengkritik dua mantan pemimpin pemerintahan konservatif karena telah gagal menghentikan pengembangan senjata Korea Utara. Dia menganjurkan dua jalur upaya kebijakan yaitu melakukan diskusi dan dialog dengan Korut dan menerapkan sejumlah tekanan serta sanksi untuk mendorong perubahan.
Jajak pendapat dari Gallup Korea yang diterbitkan pada Rabu lalu menunjukkan bahwa Moon mendapat dukungan 38 persen dari 13 kandidat, dengan Ahn Cheol-soo sebagai penantang terdekatnya yang memperoleh 20 persen.
Kemenangan Moon akan memberikan stabilitas yang sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat meningkatkan sentimen pasar saat ini, dengan adanya ekspor yang kuat akan mendukung pemulihan perekonomian negara dengan ekonomi terbesar keempat di kawasan Asia itu.
Pemenangnya diharapkan dapat dilantik pada Rabu, setelah komisi pemilihan umum mengeluarkan hasil resmi.
Pemimpin baru itu diharapkan dapat segera mengusulkan nama calon perdana menteri, yang akan membutuhkan persetujuan parlemen, dan posisi kabinet utama, termasuk menteri keamanan dan keuangan nasional, yang tidak membutuhkan konfirmasi parlemen.
Pemungutan suara dibuka pukul 06.00 waktu setempat (04.00 WIB) dan ditutup pada pukul 20.00 waktu setempat (18.00 WIB).
Warga Korea Selatan Pilih Pemimpin Baru Isi Kekosongan Politik
Selasa, 9 Mei 2017 10:42 WIB