Bandung (ANTARA) - Bus Bandros atau "Bandung Tour on Bus" menjadi moda transporasi favorit oleh wisatawan untuk berkeliling kota selama liburan.
“Ya sama kaya yang lain, saya ngajak anak dan keluarga jalan-jalan mumpung libur sekalian ngenalin tempat-tempat di Bandung," ungkap Imin, salah seorang wisatawan sekaligus pengguna Bandros, Kamis.
Mengusung desain klasik bergaya Eropa, dengan bentuk semi-terbuka tanpa kaca jendela, serta tampilan mencolok berkat balutan warna-warna cerah.
Selama perjalanan, wisatawan akan didampingi oleh pemandu lokal yang menyampaikan informasi seputar sejarah, budaya, hingga kisah menarik dari berbagai sudut Kota Bandung.
Bus berwarna cerah ini akan mengantarkan penumpang melewati sejumlah destinasi ikonik seperti Museum Konferensi Asia Afrika, Alun-Alun Bandung, Museum Geologi, Jalan Braga, Kawasan Dipatiukur, Banceuy, dan Cikapundung.
"Kalau dulu beda ada tiga rute, kalau sekarang yang dikelola Dishub ini cuma ada satu rute aja, alasannya sih sehabis Covid kan masih sepi jadi difokusin ke 1 rute aja sampai sekarang” papar Eri, supir bus Bandros.
Ia juga menambahkan untuk pemilihan rute juga terkadang tidak menentu terlebih jika kondisi jalan sedang macet di hari tertentu seperti Sabtu, Minggu, atau tanggal merah maka rute yang dilalui juga bisa berbeda dari biasanya.
"Tanya aja ke supirnya ini lewat mana kadangkan macet di jalan tertentu jadi dari atasan bisa diminta buat ganti rute," ungkap Eri.
Eri menambahkan dalam sekali perjalanan bus Bandros bisa memakan waktu sekitar 30-35 menit dan mulai beroperasi dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB pada hari Senin hingga Jumat, sedangkan pada Sabtu dan Minggu beroperasi hingga pukul 21.00 WIB.
Untuk satu kali perjalanan satu orang hanya perlu membayar sebesar Rp20 ribu dengan kapasitas bus sekitar 25 orang.