Cimahi (ANTARA) - Pemerintah Kota Cimahi, Jawa Barat, mengevaluasi menyeluruh manajemen dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, usai beredarnya video viral memperlihatkan seorang warga yang merupakan pasien BPJS Kesehatan memprotes keras pelayanan medis rumah sakit tersebut.
Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan evaluasi dilakukan untuk memastikan pelayanan publik, khususnya kesehatan dapat berjalan optimal, terlebih RSUD Cibabat menjadi salah satu rumah sakit rujukan penerima pasien BPJS.
“Berarti di sini manajemen harus kita evaluasi. Evaluasi manajemen, evaluasi terhadap struktur organisasinya, dan bagaimana operasional yang ada di rumah sakit ini,” kata Ngatiyana di Cimahi, Rabu.
Ngatiyana menjelaskan sepanjang tahun 2024, total klaim BPJS Kesehatan yang masuk ke rumah sakit-rumah sakit di Kota Cimahi termasuk RSUD Cibabat hampir mencapai Rp1 triliun.
Hal ini, kata dia, menunjukkan besarnya peran dan tanggung jawab rumah sakit dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
“Saya tawarkan tadi, kalau yang sudah tidak sanggup di Rumah Sakit Cibabat, silakan ajukan permohonan untuk pindah, saya tanda tangan,” kata dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas pelayanan rumah sakit yang dinilai belum optimal.
“Saya atas nama pribadi, pemerintah maupun rumah sakit, menyampaikan mohon maaf apabila pelayanan ini kurang baik. Tapi kami akan evaluasi menyeluruh,” ujarnya.
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan suasana histeris seorang pria di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi. Pria itu memprotes lambatnya penanganan medis hingga berujung pada kematian istrinya.
Nandang Rusmana (34), warga Kampung Cukangkawung RT 02 RW 05, Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengkonfirmasi jika pria yang histeris dalam video viral tersebut adalah dirinya.
Saat itu, Nandang mengaku sudah tak sanggup lagi menahan emosi lantaran buruknya pelayanan dari petugas medis di RSUD Cibabat, Kota Cimahi.*
