Sumedang, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasarudin Umar menyebut soal nota diplomatik Dubes Arab Saudi di Jakarta terkait catatan penyelenggaraan haji tahun 2025, adalah tergantung dari sudut pandangnya, sehingga sangat normal.
"Evaluasi haji tergantung siapa yang melihatnya. Jadi haji itu sangat normal. Yang tidak normal itu kalau sangat rapi, karena orang jalan kaki itu bukan karena enggak ada mobil, bukan karena macet," kata Nasarudin selepas memberi materi dalam Retret gelombang II di IPDN, Sumedang, Jawa Barat, Kamis.
Nasaruddin menilai pengelola ibadah haji tahun ini telah bekerja dengan maksimal, meski beberapa masalah terjadi yang disebutnya karena pengaruh perbedaan aturan antarnegara. Namun menurutnya siapapun yang memimpin dan mengelola haji pasti tidak luput dari masalah.
"Siapapun yang memimpin haji, mengelola haji itu pasti tidak luput dari problem karena peraturan kita begini, tapi tiba-tiba di sana peraturan lain mau apa," ujarnya.
Menurut Nasarudin, penilaian itu merupakan hak tiap pihak, termasuk pemerintah Indonesia yang menilainya dari jumlah korban semakin berkurang, sehingga dia menekankan tidak perlu terlalu membesar-besarkan persoalan.
"Jadi ada penilaian macam-macam, itu haknya, tapi yang penting kriteria kita itu jumlah kematian semakin berkurang," ucapnya.
Meski, lanjutnya, tahun ini ada masalah cukup besar dalam penyelenggaraan haji, seperti adanya jamaah haji yang hilang di sana selama pelaksanaan ibadah haji.
Menag Nasaruddin menyebut salah satu jamaah yang hilang tersebut mengalami penurunan daya ingat (demensia) yang diperparah oleh suhu panas di lokasi penyelenggaraan haji.
