Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan, Bandara Kertajati memiliki potensi besar menjadi pusat industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) atau pemeliharaan pesawat, hub konektivitas kawasan Rebana, serta bandara hijau kelas dunia.
Pernyataan ini disampaikan dalam agenda penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian PPN/Bappenas, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, dan PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (Perseroda/BIJB) mengenai kolaborasi penguatan industri kedirgantaraan melalui pengembangan Sustainable Aerospace Park Kertajati di Majalengka, Jawa Barat
“Bandara Kertajati memiliki infrastruktur mumpuni, namun utilisasinya baru mencapai 6,42 persen. Dengan landasan pacu 3 ribu meter dan terminal kargo seluas 90 ribu meter persegi, ini menjadi peluang besar jika dikembangkan secara strategis,” ujarnya sebagaimana dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, penting mengurangi ketergantungan Indonesia pada layanan MRO luar negeri. Industri MRO di Indonesia memiliki potensi besar dengan proyeksi pertumbuhan pesawat operasional dari 614 unit pada 2024 menjadi 1.017 unit pada 2033, serta pertumbuhan industri MRO Asia Tenggara sebesar 3,8 persen.
Kendati begitu, Indonesia disebut masih menghadapi tantangan besar, seperti ketergantungan 46 persen pada MRO asing, keterbatasan sertifikasi internasional, dukungan Original Equipment Manufacturer (OEM), dan akses pembiayaan.
“Kita perlu memperkuat regulasi, mendorong penggunaan MRO dalam negeri, serta menjalin kemitraan strategis global untuk membangun industri kedirgantaraan yang tangguh dan berdaya saing,” ucap Kepala Bappenas.