Bandung (ANTARA) - Orang-orang Sunda diminta untuk memperkuat akar budayanya, serta didorong harus berani tampil dan berkontribusi pada bangsa dan negara.
Hal itu disampaikan para tokoh yang hadir dalam Halal bi Halal dan silaturahim Ba’da Idul Fitri 1446 Hijriah di Paguyuban Pasundan Bandung, salah satunya adalah Jaksa Agung ST Burhanudin yang menekankan orang Sunda harus lebih banyak berkontribusi pada negara.
"Saya ingin orang sunda bukan jadi kelompok yang penakut, karena di dalam pemerintahan Pak Jokowi orang Sunda hanya sedikit, itu fakta. Namun periode ini kita banyak yang diambil di pemerintahan seperti di kejaksaan, KLH , Kementerian Pendidikan, kita harus berkontribusi seperti dalam pembenahan alam, termasuk pembenahan tambang. Kita bersama-sama termasuk Paguyuban Pasundan berjuang untuk memajukan orang Sunda karena siapa lagi kalau bukan kita," kata ST Burhanuddin di lokasi, Sabtu.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam kesempatan itu juga menekankan hal senada, dia mengingatkan para bupati dan wali kota untuk melakukan pembangunan harus kembali lagi ke Budaya Sunda, terlebih dengan kondisi saat ini bukan masyarakat dan pemimpin yang berkesadaran.
"Jadi harus mencontohkan oleh pemimpin dan juga diperlihatkan kepada masyarakat. Jadi diharapkan Paguyuban Pasundan dan Unpas bisa melahirkan pemimpin dan tokoh yang mengerti dengan kesundaan dan kehidupan di kesundaan," ujarnya.
Salah satunya, kata dia, di Jawa Barat (Jabar) jangan terlalu banyak tambang yang berdampak terhadap kerusakan lingkungan.
"Jawa Barat itu kaya dengan alam jadi jangan dirusak, saya minta bupati dan wali kota agar menerapkan aturan tata ruang dan lingkungan dalam merawat alam Sunda dan membangun kepercayaan warganya karena orang sunda saat ini tidak percaya diri," ujarnya.
Lebih lanjut dia menekankan orang Sunda harus memiliki kinerja yang baik dan bisa menjadi tauladan bagi suku bangsa yang lainnya.
"Orang yang berasal dari Sunda itu harus memperlihatkan kinerja yang baik dan jadi tauladan bagi yang lain," kata Dedi.