Antarajabar.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat mengusulkan agar wacana "full day school" yang diusulkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dikaji terlebih dahulu.
"Kami harap, ini ada kajian-kajian terlebih dahulu terutama pada psikologis anak kalau diterapkan `full day school`," kata Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, usai membuka Seminar Ekonomi "Antisipasi Serbuan Tenaga Kerja Asing Pada Perdagangan Bebas MEA", di Bandung, Kamis.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini menuturkan harus ada kajian matang dan mendalam tentang dampak apa terhadap peserta didik jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan aturan "full day school".
"Jadi harus ada analisis apabila sekolahnya memberlakukan `full day school` akan ada akibat apa bagi anak," ujar Ineu.
Menurut dia, anak-anak di bawah umur 12 tahun masih memerlukan waktu untuk bermain selain harus menerima pelajaran di bangku sekolah.
"Saya dulu tidak bersekolah full day, karena menurut saya anak-anak perlu ada waktu tertentu untuk apalagi ini anak-anak usianya di bawah 7 tahun, 12 tahun, ingin ada waktu bermain," kata dia.
Ia berharap sistem "full day school" jangan sampai membebani anak/siswa dan orang tua jika benar-benar diterapkan oleh Kemendikbud.
"Hal-hal yang akan diberlakukan untuk anak itu saya kira harus betul-betul dikaji dengan matang karena anak ini kan generasi penerus bangsa ini," katanya.
Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan wacana "full day school" bukan berarti belajar sehari penuh tetapi memastikan peserta didik mengikuti penanaman pendidikan karakter.
"Full day school ini tidak berarti peserta didik belajar seharian penuh di sekolah, tetapi memastikan bahwa peserta didik dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Saat ini sistem belajar tersebut masih dalam pengkajian lebih mendalam," ujar Mendikbud di Jakarta, beberapa waktu lalu.