Kuningan (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menargetkan peningkatan indeks pertanaman (IP) padi di daerahnya menjadi tiga kali dalam setahun dengan penerapan program percepatan luas tambah tanam (LTT).
“Saat ini indeks pertanaman kami masih di angka 2,5 kali dan kami menargetkan peningkatannya untuk mendukung swasembada pangan nasional pada 2025,” kata Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Senin.
Ia mengatakan Kabupaten Kuningan sudah siap mengoptimalkan produktivitas pertanian, melalui penerapan LTT di sejumlah lokasi.
Wahyu menjelaskan salah satu lokasi yang menerapkan program ini adalah Desa Cinagara. Daerah tersebut menjadi sentra pengembangan pertanian padi di Kabupaten Kuningan.
Menurut dia, program LTT dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang belum ditanami serta mempercepat penanaman kembali pascapanen.
Ia menyebutkan kalau kolaborasi pemerintah pusat dalam penyediaan sarana produksi, menjadi faktor pendukung dalam merealisasikan penerapan LTT.
“Optimalisasi IP menjadi kunci peningkatan produksi beras dan jagung. Dengan langkah ini, produksi dapat meningkat secara signifikan untuk mendukung target swasembada,” katanya.
Wahyu menyampaikan luas tanam dan panen padi pada 2024 mencapai 56.929 hektare. Adapun produksinya mencapai lebih dari 353.146 ton dengan tingkat produktivitas lahan sawah rata-rata sebesar 62,03 kuintal per hektare.
Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yudi Sastro menegaskan percepatan LTT menjadi langkah nyata dalam mendukung swasembada pangan nasional.
Dalam mendukung program ini, lanjut dia, pemerintah telah merancang beberapa strategi utama yakni memperbaiki jaringan irigasi guna memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian.
Kemudian, pemerintah menyediakan benih unggul bersertifikat yang lebih tahan hama, memiliki umur panen lebih singkat, dan berproduktivitas tinggi.
“Kami pun mengoptimalkan distribusi pupuk bersubsidi dengan sistem penebusan yang lebih mudah dan kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan petani,” katanya.
Yudi menambahkan pemerintah telag menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) yang menguntungkan petani, yakni Rp6.500/kg untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Rp5.500/kg untuk jagung.
“Presiden telah mengarahkan kita untuk mencapai swasembada di empat komoditas utama jagung, beras, gula, dan garam. Kabupaten Kuningan memiliki potensi besar dalam produksi beras dan jagung yang harus dimaksimalkan,” ucap dia.