Kuningan, Jawa Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menggulirkan empat program prioritas di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas komoditas unggulan, menyejahterakan petani, serta menjaga stabilitas harga pangan daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan program yang dijalankan pada 2025 ini meliputi penyediaan benih unggul, pemanfaatan lahan pekarangan, distribusi pupuk bersubsidi, serta gerakan pangan murah (GPM) bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Empat program ini menjadi upaya nyata kami, dalam memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani," kata Wahyu saat dikonfirmasi di Kuningan, Jabar, Rabu.
Ia menjelaskan program pertama difokuskan pada penyediaan 25 ton benih unggul, bagi 57 kelompok tani yang mengelola 1.000 hektare lahan sawah di Kabupaten Kuningan.
Menurut dia, program ini bertujuan untuk meningkatkan hasil panen, menekan biaya produksi, dan memperkuat ketahanan pangan di Kuningan.
Program selanjutnya, kata Wahyu, Diskatan mendorong pemanfaatan pekarangan rumah, lahan sekolah, dan area perkantoran untuk bercocok tanam.
Ia menyebutkan program ini telah melibatkan 376 desa/kelurahan, 32 kecamatan, serta 42 organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Kuningan dengan dukungan sarana dari pemerintah daerah seperti penyediaan polybag, pot tray, benih sayuran, dan pupuk organik.
"Kami ingin menanamkan kesadaran ketahanan pangan, yang bisa dimulai dari rumah. Dengan menanam sayuran di pekarangan, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sendiri sekaligus berkontribusi dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan," ujarnya.
Wahyu juga mengatakan untuk program ketiga, pihaknya memprioritaskan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi kepada 376 gabungan kelompok tani (gapoktan) di seluruh desa dan kelurahan se-Kabupaten Kuningan.
Dia menuturkan langkah ini diambil, untuk mengatasi keterbatasan pupuk serta memastikan penyaluran yang tepat sasaran.
"Terakhir, adalah GPM yang digelar di 25 desa yang tergolong rawan pangan. Sejak dimulai pada 3 Maret 2025, program ini telah memberikan akses bahan pangan dengan harga lebih terjangkau bagi ribuan warga Kuningan," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengemukakan pemerintah daerah sudah bekerja sama dengan Perum Bulog melalui program Serap Gabah Petani (Sergap) untuk menjaga stabilitas harga hasil panen.
Dengan adanya kerja sama ini, tambah dia, petani tidak perlu khawatir terhadap fluktuasi harga saat panen raya padi berlangsung.
"Harga gabah kering panen (GKP) telah ditetapkan pada kisaran Rp6.500 per kilogram, sehingga petani dapat menjual hasil panennya dengan harga stabil tanpa terkendala kualitas tertentu," ucap dia.