Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sesuai tanggal lahir yang baru diluncurkan di Jawa Barat hari Senin (10/2) ini, bertujuan untuk mengantisipasi penyakit sebelum jadi berat hingga bisa menghemat pembiayaan BPJS Kesehatan.
Plh Asda I Jabar Dodo Suhendar di Puskesmas Puter Kota Bandung Senin, menjelaskan bahwa dalam program ini, masyarakat akan dicek kesehatannya secara menyeluruh, sehingga bisa diketahui detail penyakit yang tengah diderita ataupun potensi penyakitnya ke depan langsung diinformasikan, dan bisa ditangani sedini mungkin.
"Biasanya kan kalau dirujuk ke rumah sakit belum ketahuan penyakitnya, tahu-tahu penyakitnya besar, dan dengan dideteksi lebih dini bisa diobati lebih dini juga," kata Dodo.
Dengan terdeteksi lebih dini dan penyakit yang diderita juga bisa langsung ditangani sedini mungkin, Dodo mengatakan hal tersebut diharapkan bisa menekan biaya BPJS Kesehatan.
"Jika bisa dijalankan dan diterapkan secara keseluruhan, maka ini juga bisa menghemat biaya BPJS secara keseluruhan. Jadi jangan sampai masyarakat dirujuk dalam kondisi penyakitnya sudah berat dan akhirnya biayanya cukup mahal di rumah sakit," ucap Dodo.
Salah satu masyarakat yang melakukan CKG di Puskesmas Puter Kota Bandung hari ini, Heri Harjono (74), mengaku pada program kali ini dia mendapatkan pelayanan pemeriksaan tekanan darah (tensi), cek darah, mata, THT, jantung, dan kaki.
Heri mengatakan dirinya mengetahui informasi bahwa akan dimulainya CKG pada 10 Februari 2025 ini dari pernyataan Menteri Kesehatan di media massa, yang kebetulan adalah tanggal lahirnya.
Akhirnya dia memutuskan bertanya ke puskesmas tersebut yang jaraknya tak terlalu jauh dari kediamannya, hingga dia mendapatkan penjelasan bahwa dirinya bisa mengikuti program, namun harus menunggu kabar selanjutnya untuk bisa dilakukan CKG pada 10 Februari 2025.
"Ini di luar ekspektasi saya, setelah dijelaskan dengan baik oleh petugas, pada malam tadi -Minggu 9 Februari- saya dapat kabar, ditanya jam 7 pagi bisa datang dan membawa kartu sehat. Saya bisa dan diharuskan puasa," ujar Heri.
Terkait aplikasi di telepon seluler yang harus diisi, dan data-data lainnya, mantan PNS ini mengatakan dirinya mengalami kesulitan karena sudah jarang menggunakan ponsel, sehingga dia membawa serta anaknya dan dibantu oleh petugas untuk mengisi aplikasi.
Dia mengharapkan program kesehatan dari pemerintah ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat mengingat manfaatnya yang bisa dirasakan oleh mereka.
"Ini baik. Kesempatan yang diberikan pemerintah, karena saya rasa kita ini jarang sekali disiplin -soal kesehatan- gitu ya. Jadi untuk masyarakat ini harus digunakan sebaik-baiknya," tutur Heri.
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan semua Kementerian/Lembaga (K/L), pemerintah daerah mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kota, hingga kelurahan, mempersiapkan segala kebutuhan penyelenggaraan CKG ini bagi 280 juta penduduk sebagai target sasaran.
Program ini, diklaim sudah disosialisasikan pemerintah secara masif, baik memanfaatkan digital maupun door to door kepada masyarakat, setidaknya selama satu bulan sebelum dimulai secara serentak hari ini, Senin, di sejumlah puskesmas se-Indonesia.
Pada pelaksanaan perdana ini, setiap puskesmas melayani pengecekan kesehatan dengan kuota sebanyak 30 orang.
Mayoritas puskesmas masih melayani peserta penerima manfaat kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan dewasa, dibandingkan balita (0-6 tahun).
Program CKG untuk anak-anak usia sekolah dan remaja direncanakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai pada Juli 2025, dan pengecekan kesehatan dilakukan di sekolah masing-masing.
Pemprov Jabar: PKG mengantisipasi penyakit berat-hemat pembiayaan BPJS
Senin, 10 Februari 2025 16:28 WIB

Proses Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Puter Kota Bandung Jawa Barat, Senin (10/2/2025). ANTARA/Ricky Prayoga.