Cirebon (ANTARA) - Vihara Dewi Welas Asih di Kota Cirebon, Jawa Barat, menghadirkan tradisi khas berupa penyalaan lilin merah untuk menyemarakkan perayaan Tahun Baru Imlek 2576/2025, sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur atas pencapaian di tahun sebelumnya.
“Lilin-lilin ini adalah simbol penerangan dan harapan yang dinyalakan sebagai wujud rasa syukur umat. Nama pemilik lilin juga tercantum di bagian bawahnya,” kata Pengurus Vihara Dewi Welas Asih Suhendra di Cirebon, Selasa.
Baca juga: Kota Cirebon menargetkan kunjungan 2,6 juta wisatawan pada 2025
Menurutnya, terdapat lebih dari 150 lilin yang saat ini tersusun secara rapi di halaman vihara tersebut untuk kemudian dinyalakan oleh pemiliknya masing-masing.
Suhendra menjelaskan lilin Imlek yang tersedia di vihara hadir dalam ukuran 20 kati (1 kati setara 625 gram) hingga 1.000 kati, dengan harga mulai Rp450 ribu hingga Rp26 juta.
“Daya tahan lilin bergantung pada ukurannya, yang ukuran besar ada 14. Lilin 1.000 kati dapat menyala hingga lima bulan, sedangkan lilin terkecil bertahan sekitar empat hingga lima hari,” ujarnya.
Dia menyebutkan keberadaan lilin-lilin tersebut melambangkan cahaya penerangan, sert hal ini mengandung makna dalam menjalani perjalanan hidup.
Suhendra menuturkan dengan adanya tradisi khas Imlek ini, masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Cirebon berharap diberikan kemudahan dan kelancaran, layaknya lilin yang menerangi kehidupan.
Tak hanya tradisi lilin, lanjut dia, Vihara Dewi Welas Asih juga menggelar hiburan pada malam Tahun Baru Imlek 2576 yang diisi dengan karaoke, pertunjukan barongsai, liong, dan pesta kembang api.
“Kami ingin menciptakan suasana meriah yang tetap sarat makna, sehingga umat dan pengunjung dapat menikmati perayaan sekaligus merefleksikan harapan untuk tahun mendatang,” tuturnya.
Sementara itu Penjabat (Pj) Sekda Kota Cirebon Iing Daiman mengajak seluruh masyarakat menjadikan perayaan Imlek kali ini, sebagai momentum untuk memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah keberagaman yang ada.