Salah satu ciri penting dari budaya ilmiah unggul adalah upaya diseminasi pengetahuan secara meluas seperti ajang PRIMA ITB 2024 ini, untuk dapat mewujudkan beberapa tujuan sekaligus seperti meningkatkan public understanding in science, technology, engineering, mathematics and arts.
Kemudian, masyarakat luas dapat mengenal berbagai karya ilmiah yang dihasilkan oleh para peneliti ITB.
"Lalu memperluas peluang kerja sama antara ITB dan berbagai elemen di masyarakat dalam kerangka upaya peningkatan pemanfaatan karya-karya ilmiah ITB, serta mendekatkan antara knowledge supply dan society’s need," ucapnya.
Berdasarkan keterangan dari ITB, dalam aspek riset, kampus mencatatkan prestasi kancah internasional di mana sebanyak 14 dosen ITB berhasil masuk dalam daftar Top 2% Scientist in the World: Single Year Impact 2024 yang dirilis oleh Prof. John PA Ioannidis MD Ph.D dari Stanford University, Jeroen Baas dari Elsevier, dan Kevin Boyak dari SciTech Strategies yang meningkat dari tahun lalu sebanyak sembilan dosen.
Selain itu, publikasi ITB khususnya di Jurnal Top Tier juga semakin meningkat tiap tahunnya yang menjadi kebanggaan bagi ITB dapat berdiri sejajar dengan peneliti unggul di kancah internasional.
Dari aspek Inovasi, ITB telah menghasilkan banyak program riset inovasi dan karya yang sudah bermanfaat untuk masyarakat dan industri yang dikomersialisasikan melalui pembentukan perusahaan rintisan (startup business), joint operation, joint venture, dan lisensi kekayaan intelektual kepada industri.
Di masa yang akan datang, diharapkan inovasi-inovasi ITB itu dapat menjadi salah satu sumber pendanaan yang signifikan dengan harapan inovasi yang dihasilkan berlandasan ilmiah yang kuat (scientific foundation), menjawab permasalahan real, dan mendatangkan pendapatan yang signifikan bagi ITB.
700 lebih karya riset, inovasi dan pengabdian dipamerkan dalam PRIMA ITB 2024
Senin, 16 Desember 2024 18:36 WIB