Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, mencari solusi agar transportasi massal Biskita Transpakuan bisa tetap melayani di seluruh koridor tahun depan, dengan anggaran Rp10 miliar dari APBD Kota Bogor 2025.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor Hery Antasari di Kota Bogor, Selasa, mengatakan, Biskita Transpakuan tetap beroperasi tahun depan meski hanya di dua koridor dengan load factor atau bangkitan penumpang tertinggi.
“Dua koridor akan tetap kita operasikan, sambil kita saat ini mencari solusi agar tidak ada publik yang tidak terfasilitasi. Pokoknya (yang beroperasi) koridor terbaik dari sisi load factor,” kata Hery.
Adapun dua koridor Biskita Transpakuan yang beroperasi pada 2025 ialah Koridor 1 dan 2. Keduanya merupakan koridor dengan load factor atau bangkitan penumpang tertinggi.
Sedangkan untuk koridor 5 dan 6, Hery menegaskan, kedua koridor tersebut bukan dihilangkan. Hanya saja Pemkot Bogor memiliki keterbatasan anggaran untuk mengoperasikan semua koridor.
“Jadi nggak ada yang dihilangkan. Suatu saat ketika anggaran memungkinkan, itu akan kita hidupkan lagi semua,” ujarnya.
Dengan anggaran sebesar Rp10 miliar dari kebutuhan sekitar Rp50 miliar, Hery mengakui, besaran anggaran itu untuk sementara cukup untuk membiayai operasional dua koridor Biskita Transpakuan.
“Sementara cukup ya sesuai komitmen kesepakatan politis yang sudah dibangun di DPRD. Insya Allah cukup dan nanti pasti ada solusi lebih lanjut,” kata Hery.
Ia pun telah menyampaikan informasi terkait kelanjutan transportasi massal ini, kepada Wali Kota Bogor terpilih, Dedie Rachim. Di mana sebelumnya Dedie Rachim menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bogor 2019-2024.
“Saya juga sudah ngobrol mengenai hal ini dengan wali kota terpilih, sebagai isu yang perlu kita sikapi bersama. Mudah-mudahan smooth,” ucapnya.
Sementara itu, terkait unit bus yang nantinya tidak beroperasi, Hery mengatakan hal itu bukan wewenang Pemkot Bogor. Lantaran puluhan unit bus yang saat ini beroperasi bukan milik Pemkot Bogor.