“Baju yang saya pakai ini adalah hasil karya saya sendiri, brand fesyen saya sendiri. Artinya apa, budaya bisa menjadi industri. Budayanya lestari, industrinya bisa menghasilkan keuntungan,” kata Ronal Surapradja di lokasi debat.
Hal senada disampaikan paslon nomor urut tiga Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, yang menyoroti keunikan batik Mega Mendung sebagai salah satu identitas budaya masyarakat di Cirebon.
Menurut mereka, pelestarian budaya lokal seperti ini dapat memperkuat daya tarik bagi Provinsi Jabar, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Ini karena tema terkait masalah budaya, tentu kami juga sangat menghormati dan mencintai budaya di Kota Cirebon. Di mana Cirebon adalah kota batik, dengan daerah Trusmi yang terkenal dan batik Cirebon ini punya kekhasan yaitu motif Mega Mendung,” kata Ahmad Syaikhu.
Sedangkan, paslon nomor urut empat Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan menjelaskan ada empat elemen yang memperkuat identitas budaya di Jabar yaitu bahasa, makanan, fesyen dan seni.
Mereka juga menegaskan perlunya pemanfaatan teknologi digital di Jabar, untuk mendukung promosi dan pemasaran produk yang dihasilkan dari adanya budaya tradisional.
“Keempat elemen ini harus mendapat ruang di era digital agar produk masyarakat tradisi dapat diakses lebih luas dan memberikan manfaat ekonomi,” ungkap Dedi Mulyadi.