Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu diperkirakan bergerak variatif di tengah pelaku pasar bersikap 'wait and see' terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka menguat 20,01 poin atau 0,30 persen ke posisi 7.344,00. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,27 poin atau 0,48 persen ke posisi 888,79..
"IHSG hari ini (13/11) diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 7.200 sampai 7.350," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Rabu.
Dari mancanegara, pelaku pasar bersikap "wait and see" menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat pada Rabu (13/11) malam waktu Indonesia, yang berpotensi memberikan perubahan dalam arah kebijakan The Fed.
Pasalnya, pelaku pasar mencermati kebijakan Trump membatasi impor dapat memberikan dampak terhadap kenaikan inflasi.
Dari Asia, bursa Asia Pasifik cenderung terkoreksi akibat rilis penyaluran kredit baru di China yang berada di bawah ekspektasi, atau mencerminkan kondisi melemahnya ekonomi China akibat menyusutnya daya beli.
Di sisi lain, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil nasional secara wholesales (pabrik ke dealer) pada Oktober 2024 tumbuh 6,2 persen month to month (mtm) menjadi 77.191 unit.
Namun, apabila di akumulasi sepanjang Januari sampai Oktober 2024 penjualan mobil wholesales turun 15 persen (yoy) sebesar 710.406 unit.
Sementara itu, harga komoditas energi mengalami koreksi akibat kondisi ekonomi global yang masih lesu, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2024 terkoreksi minus 4,79 persen (mtm) ke level 143,7 dolar AS per ton pada Selasa (12/11).
Sedangkan, harga minyak mentah WTI kontrak Desember 2024 turun minus 9,11 persen (mtm) ke level 68,03 per dolar AS (12/11).
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 382,15 poin, atau 0,86 persen di level 43.910,98, indeks S&P 500 melemah 0,29 persen ke 5.983,99, sedangkan Nasdaq Composite turun tipis 0,09 persen ke 19.281,40
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diperkirakan variatif di tengah 'wait and see' data inflasi AS
IHSG dibuka menguat 20,01 poin atau 0,30 persen ke posisi 7.344,00. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,27 poin atau 0,48 persen ke posisi 888,79..
"IHSG hari ini (13/11) diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 7.200 sampai 7.350," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Rabu.
Dari mancanegara, pelaku pasar bersikap "wait and see" menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat pada Rabu (13/11) malam waktu Indonesia, yang berpotensi memberikan perubahan dalam arah kebijakan The Fed.
Pasalnya, pelaku pasar mencermati kebijakan Trump membatasi impor dapat memberikan dampak terhadap kenaikan inflasi.
Dari Asia, bursa Asia Pasifik cenderung terkoreksi akibat rilis penyaluran kredit baru di China yang berada di bawah ekspektasi, atau mencerminkan kondisi melemahnya ekonomi China akibat menyusutnya daya beli.
Di sisi lain, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil nasional secara wholesales (pabrik ke dealer) pada Oktober 2024 tumbuh 6,2 persen month to month (mtm) menjadi 77.191 unit.
Namun, apabila di akumulasi sepanjang Januari sampai Oktober 2024 penjualan mobil wholesales turun 15 persen (yoy) sebesar 710.406 unit.
Sementara itu, harga komoditas energi mengalami koreksi akibat kondisi ekonomi global yang masih lesu, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2024 terkoreksi minus 4,79 persen (mtm) ke level 143,7 dolar AS per ton pada Selasa (12/11).
Sedangkan, harga minyak mentah WTI kontrak Desember 2024 turun minus 9,11 persen (mtm) ke level 68,03 per dolar AS (12/11).
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 382,15 poin, atau 0,86 persen di level 43.910,98, indeks S&P 500 melemah 0,29 persen ke 5.983,99, sedangkan Nasdaq Composite turun tipis 0,09 persen ke 19.281,40
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diperkirakan variatif di tengah 'wait and see' data inflasi AS