Antarajabar.com - Pemprov Jawa Barat menggenjot pembangunan 20 masjid provinsi di 16 kota/kabupaten senilai Rp250 miliar dengan mulai mengalokasikan anggaran pada titik prioritas.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Bandung, Jumat, mengatakan dari 20 titik, tujuh lokasi di antaranya masuk daftar titik prioritas dan sudah mendapat persetujuan memperoleh anggaran baik dari APBD murni ataupun perubahan 2015-2016.
Meski tidak menyebut rincian per lokasinya, ia menyebutkan tujuh lokasi itu ada di Kota Bandung (Gede Bage, Masjid Terapung) dengan alokasi dari APBD Murni 2016 serta Kabupaten Cirebon (Plumbon, Balai Pertanian) dari APBD Murni 2015 dan 2016.
Selanjutnya, Kabupaten Bogor (Parung Panjang, dari APBD Perubahan 2015, Murni 2016), Kabupaten Ciamis (Karangkamulyan/Banjarsari) dari APBD Perubahan 2015 dan 2016, Kabupaten Garut (Rancabuaya) dari APBD Perubahan 2015 dan Murni 2016.
Terakhir adalah Kabupaten Bogor (Jonggol, Cariuk) dari APBD Murni 2016, serta Kabupaten Purwakarta (Rest Area Cikapali) dari APBD Murni 2016. Sementara sisa lokasi sudah dalam proses finalisasi anggaran, sehingga ditargetkan pembangunan semuanya rampung tahun 2018.
"Rp250 miliar untuk pembangunan saja, sebut saja rata-rata Rp25 miliar per mesjid. Ini belum termasuk pembebasan lahan di beberapa titik, tapi ada juga yang pakai lahan milik pemprov," katanya
Menurut dia, finalisasi anggaran keseluruhan akan lancar karena pembangunan masjid ini masuk dalam program kerja monumental yang sudah disepakati seluruh elemen muspida Provinsi Jawa Barat yang dibuktikan lahirnya Keputusan Gubernur dan aturan terkait.
Adapun aturan itu adalah Kepgub 500/Kep/66-Org/2014 tentang Koordinasi Implementasi Program, Kegiatan Atau Pekerjaan Unggulan Di Jawa Barat, kemudian lingkup Asisten Kesejahteraan Rakyat point 9 berupa Pembangunan Masjid Monumental Jawa Barat.
Payung besar keduanya adalah Visi Jawa Barat 2005-2026 yakni ¿Dengan Iman Dan Takwa, Provinsi Jawa Barat Termaju Di Indonesia.¿ Dengan demikian, dari sisi tahapan maupun perundang-undangan, akselerasi pembangunan ini sudah sesuai jalur.
Aher mengatakan, seluruh mesjid ini tidak akan bersinggungan dengan mesjid milik kota dan kabupaten karena dari kriteria yang ditetapkan, seluruhnya berada di pinggir jalan provinsi atau nasional yang jadi perlintasan mobilitas masyarakat.
"Sementara mesjid kota dan kabupaten kan di pusat kota, jadi ini saling melengkapi. Selain ada di perlintasan antar kota, kriteria lain masjid ini ada do simpul kewilayahan, kawasan strategis provinsi, serta perbatasan dalam jangkauan psikologis pergerakan orang," katanya.
Sementara dari sisi model bangunan, mesjidnya ada kubah, terdapat menara, kental ornamen budaya Jawa Barat terutama Gedung Sate, tahan gempa, kualitas bangunan 20 sampai 30 tahun, memiliki luas tanah masing-masing sekira lima hektare.
"Kami harus berikan fasilitas ibadah terbaik, agar yang di perjalanan pun, tidak punya alasan tidak shalat. Seluruh mesjid ini akan dibangun, bahkan operasional nanti, menggunakan APBD Pemprov Jawa Barat,¿ katanya.
Khusus operasionalnya, juga akan didorong pemberdayaan masyarakat seperti adanya infaq shodaqoh ke pengelola masjid.
Model pengelolaan relatif sukses seperti di salah satu mesjid afiliasi Pemprov Jabar, yakni Pusdai di Kota Bandung, akan diterapkan di berbagai masjid tersebut.
Misalnya akan didirikan berbagai yayasan yang terkait kerjasama dengan Pemprov Jawa Barat.
"Pengelola ini nanti yang mengurus dan memakmurkan mesjid. Saya harap masjid benar-benar terbuka dan ramai aktivitas. Mau shalat, pengajian, tadarrus, semuanya di masjid, jangan di ruangan-ruangan kecil dari komplek perkantoran pengelola," katanya.
Aher menekankan, pihaknya akan berkolaborasi banyak dalam pembangunan mesjid ini. Seperti dengan Ridwan Kamil, wali kota Bandung, yang sudah memiliki konsep masjid terapung di Gedebage, Kota Bandung namun terkendala dana.
"Kita kerjasamakan saja, konsep dan ide besarnya dari Pemprov, dan rancangan arsitek tentu menjadi ranahnya Ridwan Kamil. Makanya saya tegaskan ke wali kota, masjid di Gedebage harus 100x100 meter persegi, setara dengan lapangan bola," katanya.
Aher kemudian mengucaptkan terima kasih kepada R Nuriana, Gubernur Jabar periode 1993-2003, yang telah memberinya inspirasi membangun lebih banyak mesjid raya provinsi secara merata.
Masjid Atta¿wun, Puncak, serta Mesjid Raya Nyalindung, Sumedang, adalah dua peninggalan Nuriana, yang kemudian menggugah sang gubernur eksisiting berkehendak membangun 20 di seluruh Jawa Barat yang megah dan berkah.