Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI) Komarudin Kudiya mengatakan, daerah Cirebon, sejak dulu dikenal sebagai daerah produsen batik dengan motif batik Mega Mendung yang khas.
Namun, APPBI mencatat saat ini jumlah pengusaha maupun perajin batik di Cirebon mengalami penurunan hingga 30-35 persen, sehingga diperlukan upaya bersama agar regenerasi di bidang ini bisa berjalan.
“Pemerintah, sektor swasta dan APPBI terus berupaya agar regenerasi perajin batik di Cirebon bisa diisi oleh anak muda,” tuturnya.
Dia menilai penyaluran dana CSR ini, dapat membantu membangkitkan kembali semangat perajin batik di Cirebon dan memperkuat daya saing industri ini di pasar yang lebih luas.
Head of Corporate Communications and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari menambahkan pihaknya berkomitmen untuk memberikan dukungan terhadap industri batik di Cirebon.
Atas dasar itu, pihaknya mempromosikan motif batik khas Mega Mendung pada produk biskuitnya untuk mendukung keberlanjutan dan pelestarian budaya batik ini.
“Sebagai produk yang lahir di Indonesia, kami terpanggil untuk turut berperan dalam mendukung pengrajin batik, sehingga budaya batik Nusantara tetap berkembang,” ujar Khrisma.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cirebon gandeng swasta perkuat industri batik ramah lingkungan