“Ke depan kita harus bisa mengambil brand city. Kita harus menguatkan Kota Bogor punya peran penting dalam konsep megapolitan ini. Oleh karena itu kita harus mewujudkan Bogor nyaman untuk semua,” ucapnya.
Calon Wali Kota Bogor nomor urut 3 Dedie Rachim menyebutkan, pengalamannya sebagai Wakil Wali Kota Bogor dan Jenal sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bogor menjadi bekal untuk membangun visi secara terukur dan sistematis.
Beberapa program yang sudah dijalankan pada masa kepemimpinannya antara lain; pada pendidikan dibangun sekolah terpadu dan terdapat anggaran penebusan ijazah untuk membantu masyarakat miskin.
“Itu yang paling penting harus disampaikan ke masyarakat. Bogor beres- Bogor maju sebagai komitmen keberlanjutan yang berjalan selama ini mewujudkan Bogor cerdas, sehat, sejahtera, dan lancar,” kata Dedie.
Sementara itu, Calon Wali Kota Bogor nomor urut 4 Rena Da Frina menyebutkan, mengusung visi bersama membangun Kota Bogor maju, kreatif, dan berkelanjutan ia memiliki program prioritas “Bogor Ready Cerdas” yang fokus pada pendidikan. Seperti 440 beasiswa S1, S2, S3, tebus ijazah murah, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, hingga insentif guru ngaji.
“Kami sadar membangun kota besar tidak bisa dilakukan pemerintah saja. Tapi harus kolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat, elemen, dan kelompok,” kata Rena.
Sedangkan Calon Wali Kota Bogor nomor urut 5 Raendi Rayendra menyebut bahwa Kota Bogor perlu pemimpin yang membawa harapan baru. Dengan tagline “sehat warganya, glowing kotanya”, Rayendra menegaskan bahwa kesehatan tak hanya dari fisik saja, tapi juga batin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Debat Pilkada Kota Bogor bahas pembangunan SDM hingga tata kelola