Antarajabar.com - Ratusan Usaha Kecil dan Menengah di Cianjur, Jabar, terancam gulung tikar menuyusul naiknya sejumlah bahan baku produksi karena terus menguatnya harga dolar atas rupiah.
Nurkholis seorang pengrajin hiasan miniatur lampu hias di Kecamatan Cilaku, Selasa, mengatakan, saat ini bahan kuningan yang kebanyakan di datangkan dari China dijual dengan harga yang cukup tinggi karena penyedia barang tersebut atau penjual berdalih nilai barang sudah dibandrol naik sejak dari produsen.
"Biasanya kami membeli dengan harga minimal Rp100/bulatan, kini harus membeli dengan harga dua kali lipat bahkan lebih. Kondisi ini membuat kami bingung karena hasil penjualan tidak mengalami kenaikan,"katanya.
Dia menjelaskan, daripada harus memaksakan berproduksi yang dapat mengancam kelangsungan usaha, dia lebih baik menutup usahanya sementara dan otomatis merumahkan 12 orang karyawan yang selama ini membantunya.
Keputusan itu, tutur dia, sangat dilematis karena menyangkut kepentingan hidup karyawan, namun jika tidak dilakukan akan berimbas terhadap biaya produksi yang terus membengkak.
"Kami terpaksa melakukan ini meskipun ada kepentingan karyawan yang harus dikorbankan. Tapi karyawan mengerti karena kami tidak bias melakukan produksi lagi akibat mahalnya bahan," katanya.
Hal yang sama dilakukan Dadan Jamaludin, pengusaha rakitan elektronik di Kecamatan Cianjur, dia mengatakan, saat ini sejumlah bahan baku mengalami kenaikan diluar dugaan sehingga rakitan elektronik untuk kebutuhan salah satu pabrik yang ada di Jakarta diberhentikan sementara.
Hampir semua pengusaha dibindang yang sama di Cianjur, menghentikan produksi karena mahalnya bahan baku. Bahkan sudah sejak satu bulan terakhir puluhan karyawan telah dirumahkan."Kami menunggu apakah nilai tukar rupiah akan turun kembali atau tidak," katanya.
Bahkan ungkap dia, saat ini, dirinya tengah berfikir untuk membuka usaha lain karena takut nilai tukar rupiah akan terus menurun."Mungkin alih usaha ke bidang lain, kalau dolar terus menguat," katanya.