Cirebon (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membantu pemerintah daerah dalam menangani krisis air bersih yang kini melanda sekitar 15 desa di wilayah tersebut.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon Juwanda di Cirebon, Senin, mengatakan untuk menangani kondisi tersebut pihaknya telah menjadwalkan pendistribusian air bersih hingga akhir September 2024.
Baca juga: Pompanisasi efektif lindungi sawah saat kemarau di Kabupaten Cirebon
Penyaluran air bersih, kata dia, dilakukan secara berkala dan akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang ada di setiap desa.
“Kami sudah menjadwalkan distribusi air bersih hingga akhir bulan ini. Jika ada desa yang mengajukan bantuan tambahan, kami akan segera menyesuaikan jadwal distribusi,” ujarnya.
Ia menyebutkan meski hujan sempat turun beberapa hari lalu di Kabupaten Cirebon, tetapi hal itu tidak cukup untuk mengatasi kekeringan yang terjadi.
Menurut dia, hujan hanya membuat cuaca di daerahnya terasa lebih sejuk, akan tetapi tidak mengurangi krisis air bersih yang dialami warga.
Kendati demikian, BPBD Kabupaten Cirebon saat ini terus memantau perkembangan situasi dan memastikan bantuan air bersih tetap tersalurkan ke desa-desa yang membutuhkan hingga musim hujan tiba.
“Krisis air bersih terus bertambah. Beberapa hari lalu, ada 13 desa yang melaporkan krisis, dan kini menjadi 15 desa,” katanya.
Juwanda menuturkan desa-desa yang kini terdampak krisis air bersih tersebar di sejumlah kecamatan. Misalnya, di Kecamatan Klangenan, terdapat Desa Slangit, sedangkan di Kecamatan Mundu desa yang mengalami kondisi tersebut terdiri dari Desa Mundu Mesigit, Mundu Pesisir, Pemengkang, Setupatok dan Banjarwangunan.Sementara di Kecamatan Sedong, kata dia, desa yang terdampak kekeringan meliputi Desa Sedong Kidul, Sedong Lor, Karangwuni, Patapan, dan Winduhaji.
“Untuk di Kecamatan Kapetakan terdapat Desa Karangkendal dan Dukuh, serta Desa Cupang di Kecamatan Gempol dan Desa Dawuan di Kecamatan Tengahtani,” ungkapnya.
Juwanda menambahkan krisis air bersih ini dipicu oleh musim kemarau panjang, yang diprediksi masih berlangsung hingga Oktober 2024. Pihaknya memperkirakan tidak menutup kemungkinan jumlah desa terdampak kekeringan akan terus bertambah.
“Musim kemarau masih berlangsung, jadi tidak menutup kemungkinan jumlah desa terdampak akan bertambah lagi. Kami perlu mengantisipasi hal tersebut,” ucap dia.
Baca juga: Pemkab Cirebon menangani 48 kasus kekerasan perempuan dan anak