"Semuanya seperti itu, hanya kebetulan ya itu disorot yang Panjat Tebing dan Jabar. Narasinya saja sudah salah, komennya juga banyak yang mengatakan kalau itu sudah biasa di komunitas panjat tebing. Jadi karakternya memang seperti itu," ucapnya.
Dalam PON di Aceh yang ada 40 cabor dikompetisikan, sementara di Sumut kurang lebih sekitar 43 cabor, Kiki mengatakan bukan berarti kondisi tersebut menandakan pilih kasih pada cabor tertentu.
Ia kembali menekankan bahwa kondisi posko akan menyesuaikan dengan karakter cabor tersebut, dan seluruh atlet pun mendapat tempat tidur dan konsumsi yang cukup memadai serta sama rata.
"Cabor lain ya beda-beda. Kayak Catur misalnya, ya itu kan di hotel. Mereka pun semua tidurnya di hotel. Waktu di Papua itu juga sama seperti itu, kita juga suka nongkrong di tenda-tenda itu. Jadi ya memang berjalan dan nggak jadi masalah kalau dari kami. Memang seperti itu. Itu kembali ke karakter cabornya. Seperti halnya Golf, Tenis Lapangan, pasti beda. Karakternya memang gitu kalau di Indonesia," ujarnya.
Kiki menyebut sejauh ini soal konsumsi kurang lebih 600 atlet di Aceh terorganisir dengan baik.
"Sejauh ini aman alhamdulillah, kalau keluhan pasti ada dari beberapa cabor ngeluh tentang makanan, tapi ya sejauh ini oke," kata dia menambahkan.
Sampai hari ini, perolehan prestasi kontingen Jawa Barat menduduki posisi kedua setelah Jawa Timur. Sebanyak total 1.200 atlet dari Jabar menyabet 13 emas, 18 perak, dan 19 perunggu.
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut dibuka Senin malam dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh pukul 20.00 WIB.
