"Kami terus memantau dan melakukan intervensi harga melalui program GPM untuk memastikan stabilitas harga pangan, terutama di tengah tantangan ekonomi yang disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan," ujarnya.
Selain program GPM, pihaknya juga sudah mengedukasi para petani untuk mendistribusikan sekitar 20 persen hasil panen pertanian ke seluruh pasar tradisional di Majalengka.
Dedi menyebutkan dengan cara ini, suplai bahan pangan untuk masyarakat di Majalengka tetap tersedia sehingga bisa mencegah terjadinya lonjakan harga di pasaran.
"Saya minta petani untuk tidak langsung membawa seluruh hasil panen ke pasar induk di Kota Cirebon, tetapi juga mendistribusikan ke pasar lokal agar harga-harga di pasar kita tidak terlalu bergantung pada pasar induk," tuturnya.
Ia menyampaikan melalui berbagai upaya tadi, laju inflasi di Majalengka selama Agustus 2024 cukup terkendali.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Majalengka Joni Kasmuri mengungkapkan tingkat inflasi di daerahnya berada di angka 2,13 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2024, dengan indeks harga konsumen (IHK) tercatat sebesar 106,60.
Ia mengemukakan inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran misalnya pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan sebesar 2,96 persen.
"Tidak hanya kategori tadi, ada juga kelompok pakaian dan alas kaki yang naik 4,58 persen serta perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sekitar 0,50 persen,” ujar dia.
Majalengka gencarkan GPM guna jaga inflasi pada September
Rabu, 4 September 2024 17:07 WIB