Bandung (ANTARA) -
Hal tersebut terungkap dalam seminar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk "Kolaborasi Mewujudkan Ketahanan Pangan, Energi Baru Terbarukan dan Pelestarian Lingkungan" yang disebut Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan adalah dedikasi untuk masyarakat dan lingkungan.
Baca juga: PTDI harap pembelian Black Hawk dapat kontrak efektif pada Triwulan III 2024
"Kolaborasi kita kali ini antara PTDI dengan perguruan tinggi yakni Universitas Pasundan dengan Badan Pangan Nasional dan Pemprov Jabar, sebagai upaya untuk mewujudkan Ketahanan Pangan dan Energi terbarukan. Dan ini menjadi bagian dedikasi PTDI untuk masyarakat dan lingkungan, dan sekarang yang diangkat adalah program dan kolaborasi ketahanan pangan," kata Gita dalam keterangan di Bandung, Jumat.
Dalam mewujudkan ketahanan pangan, kolaborasi PTDI dengan Unpas, dilakukan sejak 2023 dengan PTDI dan Unpas membangun Sorgum Center, di mana PTDI sebagai industri melakukan industrialisasi dan automasi mesin pengolahan sorgum dan Unpas sebagai lead pelaksana research & development teknologi pertaniannya.
Dalam proses industrialisasi tersebut, PTDI melibatkan UMKM industri permesinan dan Unpas mengambil perannya dalam melakukan pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan UMKM penggiat pangan lokal Jawa Barat.
Dengan kolaborasi ini, PTDI dan Unpas bersinergi mendukung program ketahanan pangan nasional, sebagaimana amanat Presiden RI bahwa dalam mengantisipasi krisis pangan nasional, sorgum dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pangan ke depan.
Guru Besar Teknologi Pangan dan Ketua Sorgum Center Universitas Pasundan, Wisnu Cahyadi, menjelaskan pihaknya sudah mengembangkan sorgum, hampir delapan tahun dan yang terbaru dengan PTDI.
"Sejauh ini program sorgum kita sudah mulai diimplementasikan ke masyarakat, dan lokasinya di PTDI ada Sorgum center sejak tahun kemarin, dan juga kami bekerjasama dengan Pemkot Bandung, khususnya Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandung yang menyediakan lahan 1,5 hektare dan rencananya tahun depan 5 hektare khusus pengembangan sorgum dan ada miniplant untuk produksi produknya," ujarnya.
Pengembangan sorgum ini, disebut Wisnu, bisa menjadi salah satu solusi minimnya stok pangan terlebih makin sempitnya lahan pertanian khususnya di perkotaan, termasuk Kota Bandung.
"Sorgum memang bisa menjadi solusi, karena Sorgum ini bisa ditanam di lahan yang tidak produktif, seperti yang sekarang dilakukan di Sekemala Kota Bandung, itu adalah lahan tidak produktif dan itu kami tanam dan hasilnya bagus. Jadi biarkan saja lahan produktif padi tetap menjadi lahan padi, namun lahan tidak produktif bisa kita gunakan untuk Sorgum," tuturnya.