Rizki Juniansyah yang masih berusia 21 tahun telah memancangkan kuat-kuat tonggak prestasi itu dan menciptakan sejarah dengan cara yang fenomenal.
Bukan hanya menyabet medali emas, Rizki juga menciptakan rekor Olimpiade angkatan clean & jerk dengan 199 kg, untuk membuat total angkatannya menjadi 354 kg atau terbesar dibandingkan dengan lifter-lifter lain sehingga medali emas Olimpiade pun menjadi ganjarannya.
Tak ada atlet lain yang bisa melewati kemampuannya membuat angkatan clean & jerk dengan beban barbel 199 kg. Hebatnya, dia melakukan hal ini dari kesempatan kedua, yang dia naikkan delapan kilogram lebih berat dari kesempatan pertamanya.
Rizki memang ditakuti lawan
Dalam angkatan snatch, Rizki dengan membukukan 155 kg setelah upayanya mengangkat beban 162 kg gagal pada kesempatan ketiga, sempat terungguli lifter China Shi Zhiyong yang dalam angkatan ini mencatat 165 kg.
Rizki juga bukan satu-satunya lifter yang berhasil mengangkat beban 155 kg pada angkatan snatch, karena beban sama juga berhasil diangkat oleh atlet Kolombia, Luis Mosquera.
Rizki, Zhiyong dan Mosquera pun berada di pacuan terdepan dalam mendapatkan emas kelas 73kg putra, sebelum semua lifter mengawali adu kuat dalam angkatan clean & jerk.
Ternyata, Zhiyong dan Mosquera gagal dalam semua dari tiga kesempatan mereka masing-masing pada angkatan clean & jerk. Hanya Rizki yang berhasil.
Dalam angkatan ini Rizki mendapatkan perlawanan sengit dari lifter Thailand Weeraphon Wichuma yang masih berusia 19 tahun.
Wichuma hanya berselisih satu kilogram dari Rizki pada angkatan ini, tapi dengan 198 kg dia menciptakan rekor dunia junior clean & jerk 73kg putra.
Wichuma akhirnya mendapatkan medali perak dengan total angkatan 346 kg, sedangkan medali perunggu menjadi milik Bozhidar Dimitrov Andreev dari Bulgaria setelah membuat total angkatan 344 kg.
Rizki Juniansyah, "Hercules" baru Indonesia pencetak sejarah
Jumat, 9 Agustus 2024 10:15 WIB