Mina yang luasnya sekitar 650 hektare, terdiri dari daratan yang luas, lembah dan pegunungan, tinggi dan terjal di sebelah utara dan di sisi selatan dan di timur berada Wadi Muhassir. Mina yang kadang dijuluki "kota tenda putih" ini mampu menampung jutaan jemaah haji. Jemaah haji berada di Mina untuk bermalam dan melontar jumrah sebagai tahap akhir pelaksanaan ibadah haji.
Begitupun dengan haji asal Indonesia, khususnya dari Kota Bogor dengan Kloter 49 JKS yang ditempatkan di Maktab 44, kawasan tenda Mina yang dihuni oleh jemaah haji asal Asia Tenggara.
Maktab 44 berjarak kurang lebih 2,3 km dari jamarat. Setiap hari selama empat hari berturut-turut (10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah) jemaah pergi pulang dari tenda ke jamarat berjalan kaki sepanjang 4,6 km, sekira jarak satu kali keliling Kebun Raya Bogor.
Pada siang hari, jemaah telah menyelesaikan lontar tiga jumrah dan dilanjutkan sholat Zuhur berjamaah di tenda. Usai shalat dilanjutkan dengan kuliah tujuh menit (kultum) oleh petugas haji daerah (PHD). Untuk Kloter 49 JKS Kota Bogor, kultum disampaikan oleh Achmad Ruyat, yang membahas tentang kesalehan sosial dalam berhaji.
Usai kultum jemaah menunggu untuk makan siang. Pasokan konsumsi berupa nasi kotak yang selalu terbungkus alumunium foil. Jemaah harus bersabar menunggu pendistribusian makan siang. Sekira dua jam lebih menunggu akhirnya nasi kotak yang ditunggu-tunggu datang diantar petugas. Nasi didistribusikan ke masing-masing jemaah haji.
Luasan tenda yang sangat terbatas membuat hampir seluruh aktiivitas jemaah haji dilakukan di dalam tenda, mulai dari makan, sholat, berdzikir, dan tidur, karena udara di luar tenda sangat panas. Tercatat pada hari tersebut mencapai suhu tertinggi 45 derajat Celcius pada jam 15.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Dengan kondisi ini, petugas haji yang mendampingi jemaah biasa mengingatkan agar banyak minum agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi). Minuman yang dikonsumsi dianjurkan yang bermineral, seperti dicampur oralit.
Rendang
Sesaat nasi kotak untuk makan siang terdistribusi, obrolan pertama di antara jemaah adalah tentang lauk dan sayur. Siang ini jemaah mendapat sajian lauk rendang dan sayur kacang kapri, jagung, dan wortel yang dipotong kecil-kecil.
Penantian yang cukup lama terobati dengan tersajinya lauk rendang. Makanan populer yang berasal dari Tanah Minangkabau, Sumatera Barat.
Rendang atau randang adalah makanan berbahan dasar daging, biasanya daging sapi, yang dimasak dalam suhu rendah dan waktu lama dengan bumbu aneka rempah-rempah dan santan.
Menikmati rangkaian proses haji di Mina
Selasa, 18 Juni 2024 10:10 WIB