Beijing (ANTARA) - Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Arianti Anaya mengajak diaspora tenaga kesehatan yang saat ini berada di China untuk kembali ke Indonesia.
"Jadi kami undang teman-teman yang ingin pulang, itu pertanyaan pertama, memang tidak ingin pulang? Kan lebih enak di rumah sendiri," kata Arianti Anaya di Beijing, China pada Jumat (7/6).
Arianti menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan sekitar 15 orang dokter, tenaga medis maupun mahasiswa kedokteran yang saat ini sedang bekerja dan bersekolah di China. Selain Arianti hadir juga Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kemenkes Lupi Trilaksono, Ketua Konsil Kedokteran Indonesia Pattiselanno Roberth Johan, Direktur Utama RSUP Fatmawati Mohammad Syahril, Dirut RSUP Dr M Djamil Padang, Dirut RS PON Adin Nulkhasanah dan lainnya.
Arianti mengaku dulu diaspora tenaga kesehatan Indonesia sangat sulit untuk dapat kembali bekerja di tanah air termasuk dengan lamanya waktu pendaftaran dan adaptasi yang bahkan mencapai 5 tahun atau lebih.
"Indonesia saat ini sedang membangun di bidang kesehatan, upaya luar biasa agar masalah kesehatan bisa teratasi, sekarang dalam 6 bulan mereka (diaspora nakes) pasti sudah tahu penempatan di mana dan mereka tidak lagi melakukan adaptasi di universitas, kalau mereka dianggap oleh kolegium punya kompetensi cukup, hanya ujian 'board' saja lalu ditunjuk ke lokasi penempatan sesuai penilaian kolegium," jelas Arianti.
Selama masa adaptasi, dokter lulusan luar negeri juga akan mendapatkan gaji selama dua tahun.
"Pada tahun kedua juga bisa langsung praktik di luar, jadi dapat dari gaji Kemenkes dan dari swasta," ungkap Arianti.
Arianti menyebut saat ini sudah ada 19 orang nakes diaspora di Indonesia dengan aturan baru tersebut, termasuk lulusan China.