Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyebutkan sekitar 80 persen lahan pertanian di wilayahnya sudah dipanen dengan tingkat produktivitas padi yang bervariatif pada kisaran 6-9 ton per hektare hingga awal Juni 2024.
“Lahan pertanian di Indramayu seluas 125.000 hektare ini, sekitar 80 persen sudah dipanen,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Sugeng Heryanto di Indramayu, Jumat.
Ia mengatakan data keseluruhan terkait produktivitas padi di Indramayu saat ini masih dihimpun, mengingat masih banyak lahan pertanian yang belum dipanen pada musim tanam pertama tahun ini.
Menurut dia, kemungkinan besar tingkat produktivitas padi itu meningkat dari realisasi tahun 2023 yakni sebesar 6,7 ton per hektare.
“Tingkat produktivitasnya bisa meningkat tahun ini, karena kami terus memproteksi dunia pertanian serta mempertahankan gelar sebagai daerah lumbung padi nasional,” ujarnya.
Sugeng menuturkan selain mengoptimalkan hasil panen, pihaknya kini mulai melaksanakan tahap kedua untuk penanaman padi di lahan seluas 11.000 hektare.
Adapun luasan tanam terbanyak, kata dia, berada di Kecamatan Gantar, Indramayu, dengan realisasi 7.000 hektare.
Sementara itu Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan sejumlah program strategis sudah digulirkan untuk menunjang pengoptimalan produksi padi di wilayahnya. Salah satu contohnya dengan menyalurkan bantuan bagi petani.
Nina menyebutkan pada Kamis (6/6), telah disalurkan bantuan berupa 20 unit pompa air, lima unit traktor roda dua, serta benih sebanyak 1.380 kg bagi kelompok tani di Kecamatan Gantar.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembangunan irigasi air tanah dangkal sebanyak tiga unit agar proses tanam padi di wilayah tersebut tidak kekurangan air selama musim kemarau.
“Bantuan yang diberikan juga merupakan penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Indramayu pada RPJMD 2021-2026 yaitu Indramayu sebagai lumbung pangan nasional,” kata Nina.