Jakarta (ANTARA) - Berbagai berita ekonomi pada Rabu (5/6) masih layak untuk dibaca, mulai dari pemadaman listrik total di Sumatera Barat yang tak kunjung pulih, hingga pernyataan pemerintah untuk tidak akan tergesa-gesa menerapkan pungutan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Berikut rangkuman berita kemarin yang layak disimak lagi pada Kamis pagi ini:
PLN masih cari penyebab utama pemadaman listrik total di Sumbar
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat (Sumbar) masih mencari penyebab utama padamnya listrik secara total atau blackout yang menimpa sekitar 600 ribu pelanggan di wilayah tersebut.
Baca selengkapnya di sini
Kementerian PUPR: Pemerintah tidak buru-buru tarik iuran Tapera
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna menyatakan bahwa pemerintah tidak akan tergesa-gesa menerapkan pungutan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Baca selengkapnya di sini
Menko Luhut: Uni Eropa mulai akui hak Indonesia larang ekspor nikel
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan bahwa Uni Eropa mulai mengakui Indonesia berhak melakukan pelarangan ekspor bijih nikel atau nickel ore.
Baca selengkapnya di sini
Stafsus Menteri BUMN sebut anak usaha Kimia Farma rekayasa keuangan
Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan bahwa pihaknya menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan dari anak usaha Kimia Farma.
Baca selengkapnya di sini
Pemerintah usahakan lokasi rumah Tapera tak jauh dari perkantoran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan pemerintah berupaya agar lokasi pembangunan rumah program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) memiliki waktu tempuh yang terjangkau dari pusat-pusat perkantoran.
Baca selengkapnya di sini
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemarin, listrik padam total di Sumbar hingga penarikan iuran Tapera