Cianjur (ANTARA) - Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat pentingnya menikah secara resmi untuk menghindari terjadinya kasus pernikahan sesama jenis karena pengantin pria tidak tahu perempuannya berjenis kelamin sama.
Kepala KUA Naringgul Ajah Suryana saat dihubungi Minggu, mengatakan pihaknya baru mengetahui pernikahan antara AK (26) warga Kecamatan Naringgul dan ESH warga Kecamatan Cidaun yang ternyata laki-laki dari pihak kepolisian setelah beritanya viral di berbagai media termasuk media masa.
"Kami baru dapat laporan dari pihak kepolisian kalau AK seorang pria tulen melaporkan ESH yang dinikahi-nya beberapa hari lalu ternyata laki-laki saat ini ESH yang berpura-pura jadi perempuan sudah diamankan di Polsek Naringgul," katanya.
Dia menjelaskan, hal tersebut dapat dicegah dengan mengikuti aturan pernikahan secara resmi di KUA karena identitas setiap calon mempelai akan diperiksa termasuk jenis kelamin berdasarkan KTP, Kartu Keluarga dan akta kelahiran.
Sehingga ketika salah seorang dari calon mempelai menggunakan data palsu atau memalsukan administrasi kependudukan akan diketahui sebelum pernikahan terjadi.
"KUA mengimbau agar setiap pelaksanaan pernikahan dilakukan secara resmi guna menghindari hal yang tidak diinginkan seperti yang menimpa AK yang tidak menyangka orang yang dinikahi-nya berjenis kelamin sama," katanya.
Pentingnya pernikahan tercatat tutur dia, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan termasuk antisipasi pernikahan sesama jenis perempuan berpura-pura menjadi lelaki atau sebaliknya laki-laki menjadi perempuan.
"Pernikahan tercatat secara negara memberikan perlindungan bagi setiap mempelai dari hak dan menegaskan kewajiban, kami akan menggencarkan sosialisasi agar tidak lagi terjadi hal serupa di Cianjur," katanya.
Kanit Reskrim Polsek Naringgul Bripka Ridwan Taupik, mengatakan berdasarkan keterangan ESH mulai mengalami ketertarikan dengan sesama jenis setelah kisah asmara-nya berujung putus dengan seorang wanita, sehingga dia kerap menggunakan pakaian perempuan.
Sebelum menikah ESH pernah menjalin asmara dengan pasangan pria di luar kota hingga melakukan hubungan intim sesama jenis, sedangkan dengan AK hanya sebatas berhubungan layaknya pacaran beda jenis, hingga akhirnya menikah.
"Motif ESH sebagai wanita bernama Adinda Kanza untuk meraup uang dari AK pemuda yang menikahinya pertengahan April namun kedok-nya akhirnya ketahuan karena selalu menolak saat diajak berhubungan badan setelah menikah," katanya.
AK yang merasa tertipu dan mendapatkan data sebenarnya tentang ESH yang seorang lelaki akhirnya melaporkan hal tersebut ke Polsek Naringgul, petugas langsung menangkap ESH yang saat ini masih menjalani pemeriksaan.