Untuk Jepang, produk utama yang diminta berupa bahan baku yang digunakan untuk furnitur berbahan dasar kulit.
Sedangkan Eropa, produk utama yang dijajakan yakni tas kulit.
Lebih lanjut, ia mengatakan di samping segi pembiayaan, BRI turut membantu dari aspek pemasaran.
Terutama, melalui acara pameran tahunan yang diselenggarakan BRI yang turut melibatkan UMKM lokal termasuk ASTIGA LEATHER.
"BRI mengundang beberapa orang dari Malaysia gitu, studi banding ke sini. Berarti dibantu juga dari segi pengembangan usaha," tuturnya.
Ke depan, Luthfi menyampaikan bahwa ASTIGA LEATHER akan terus berfokus pada aspek pemasaran hingga mampu segera menembus pasar internasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dari KUR, pelaku UMKM Garut raup omzet hingga Rp200 juta