Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah, di tengah pelaku pasar sedang bersikap 'wait and see' terhadap rilis data Personal Consumption Expenditures Price Index (PCE Price Index) dari Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup melemah 12,09 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.365,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,11 poin atau 0,41 persen ke posisi 997,79.
“Investor mengambil sikap waspada menjelang rilis data inflasi AS pada Jumat (29/3) nanti. Data PCE Price Index di prediksi akan memperlihatkan tingkat inflasi yang masih tinggi," ujar Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Selain itu, investor mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan Bank Sentral AS The Federal dan bank-bank sentral utama lainnya mulai memangkas suku bunga acuan pada bulan-bulan mendatang.
Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni 2024 semakin besar dengan pelaku pasar melihat 71,9 persen peluang pemangkasan suku bunga paling tidak 25 basis poin (bps), atau naik dari sekitar 54,7 persen sepekan yang lalu
Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) pada pekan lalu menjadi bank sentral besar pertama yang menurunkan suku bunga acuan sebagai sinyal kebijakan moneter akan semakin longgar, seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BOE) juga telah mengirim sinyal akan segera melonggarkan kebijakan moneter, sementara bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi akan melakukan penurunan suku bunga di bulan Juni.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat yaitu dipimpin sektor energi yang naik sebesar 0,46 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah di tengah 'wait and see' rilis data inflasi AS