Tim Search and Rescue (SAR) gabungan dibagi menjadi tiga untuk mencari korban timbunan longsor di Kampung Gintung RT 03 RW 04 Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, yang dikabarkan masih ada sekitar 11 korban hilang.
Kepala Kantor SAR Bandung Heri Marantika mengatakan SAR gabungan membagi tiga tim untuk pencarian korban dengan menyusuri tiga titik di area longsor yang dicurigai menjadi lokasi tertimbunnya korban akibat longsor pada Minggu (24/3) itu.
"Kita sudah petakan jadi ada tiga titik lokasi pencarian yang saat ini sedang kita fokuskan dan akan kita bagi alat beserta personel yang akan terjun ke tiga titik tadi," kata Heri dalam pesan singkatnya di Bandung, Senin.
Proses pencarian, lanjut dia, dilakukan secara manual menggunakan alat-alat seadanya karena terkendala kondisi medan yang terjal dan akses yang sempit untuk menuju titik lokasi.
"Jadi alat berat tidak mungkin bisa didatangkan ke lokasi kejadian. Akses jalan sempit tidak mungkin alat berat bisa masuk, karena memang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua," ujar Heri.
Tim SAR gabungan akhirnya menggunakan metode alternatif untuk proses pencarian yakni dengan pompa air atau alkon untuk menggali timbunan longsor.
"Namun kita akan mengupayakan lakukan pencarian menggunakan alkon atau pompa air," ucap Heri.
Heri menjelaskan, pompa air itu digunakan untuk menyemprot titik yang dicurigai menimbun korban, dengan harapan bisa menggerus material tanah hingga kedalaman tertentu. "Alkon dari BPBD sudah datang dan ini kemungkinan bisa sangat membantu proses pencarian," tutur Heri.
Berdasar data dari SAR, banjir dan tanah longsor ini telah mengakibatkan sebanyak 400-an jiwa di Sinargalih dan Cibenda mengungsi ke posko darurat dan ke rumah kerabat yang lebih aman. Dua di antara pengungsi tersebut mengalami luka akibat terkena serpihan material longsor hingga harus dirawat secara intensif di puskesmas setempat.
Selain itu bencana juga mengakibatkan kerusakan pada puluhan rumah warga dan bangunan fasilitas umum, 25 rumah di antara nya mengalami rusak berat dan satu rumah terancam ambruk.
Kepala Kantor SAR Bandung Heri Marantika mengatakan SAR gabungan membagi tiga tim untuk pencarian korban dengan menyusuri tiga titik di area longsor yang dicurigai menjadi lokasi tertimbunnya korban akibat longsor pada Minggu (24/3) itu.
"Kita sudah petakan jadi ada tiga titik lokasi pencarian yang saat ini sedang kita fokuskan dan akan kita bagi alat beserta personel yang akan terjun ke tiga titik tadi," kata Heri dalam pesan singkatnya di Bandung, Senin.
Proses pencarian, lanjut dia, dilakukan secara manual menggunakan alat-alat seadanya karena terkendala kondisi medan yang terjal dan akses yang sempit untuk menuju titik lokasi.
"Jadi alat berat tidak mungkin bisa didatangkan ke lokasi kejadian. Akses jalan sempit tidak mungkin alat berat bisa masuk, karena memang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua," ujar Heri.
Tim SAR gabungan akhirnya menggunakan metode alternatif untuk proses pencarian yakni dengan pompa air atau alkon untuk menggali timbunan longsor.
"Namun kita akan mengupayakan lakukan pencarian menggunakan alkon atau pompa air," ucap Heri.
Heri menjelaskan, pompa air itu digunakan untuk menyemprot titik yang dicurigai menimbun korban, dengan harapan bisa menggerus material tanah hingga kedalaman tertentu. "Alkon dari BPBD sudah datang dan ini kemungkinan bisa sangat membantu proses pencarian," tutur Heri.
Berdasar data dari SAR, banjir dan tanah longsor ini telah mengakibatkan sebanyak 400-an jiwa di Sinargalih dan Cibenda mengungsi ke posko darurat dan ke rumah kerabat yang lebih aman. Dua di antara pengungsi tersebut mengalami luka akibat terkena serpihan material longsor hingga harus dirawat secara intensif di puskesmas setempat.
Selain itu bencana juga mengakibatkan kerusakan pada puluhan rumah warga dan bangunan fasilitas umum, 25 rumah di antara nya mengalami rusak berat dan satu rumah terancam ambruk.