Bandung (ANTARA) -
"Untuk lokasinya kami masih memetakan kabupaten kota karena berbeda tiap tempat. Komoditas yang diwaspadai seperti beras, telor, daging ayam, gula, dan minyak goreng ada kecenderungan," kata Kepala Disperindag Jabar Noneng Komara Nengsih di Gedung Sate, Bandung, Rabu.
Sebagai antisipasi, seluruh kabupaten dan kota menggelar operasi pasar termasuk juga tingkat Provinsi Jawa Barat.
"Itu mudah-mudahan tidak terus membuat harga meningkat. Kami terus pantau, harga tidak naik signifikan, tapi kita buat tren sampai akhir puasa bagaimana kecenderungan setiap komoditi itu tapi setiap kabupaten dan kota beda," ucapnya.
Operasi pasar subsidi juga menjadi opsi yang disiapkan Pemprov Jabar untuk mengendalikan harga, bukan hanya saat Ramadhan, tapi sepanjang tahun.
"Untuk operasi ini dalam tahun 2024 ini disiapkan Rp15 miliar ini tidak semua di Idul Fitri, ada Idul Adha, Nataru atau ketika ada perubahan harga sangat tinggi. Namun untuk lebaran sekarang sekitar 50 persen dari anggaran," tuturnya.
Untuk bazar dan operasi pasar bersubsidi, disebut Noneng, tidak lagi digelar di kantor pemerintahan, tapi di arahkan di kawasan padat penduduk.
"Kalau Bandung Raya seperti di Cinunuk, Cijerah, mungkin juga sekitar Pahlawan untuk di Kota Bandung. Harus di tempat padat penduduk. Mulainya sejak minggu depan tanggal pasti nanti saya informasikan. Yang jelas semua kabupaten kota termasuk Operasi Pasar Bersubsidi," tuturnya.