Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawab Barat mengungkapkan ada sembilan perusahaan yang relokasi keluar dari Jawa Barat pada 2023.
"Dari data yang kami miliki, yang relokasi itu kebanyakan industri padat karya (TPT) dan beralih ke Jawa Tengah posisinya, dan itu jumlahnya sekitar sembilan perusahaan," kata Kepala DPMPTSP Jawa Barat Nining Yuliastiani di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Baca juga: Jawa Barat optimistis target investasi 2024 tercapai berkaca realisasi 2023
Namun demikian, kata Nining, dari informasi yang masuk kepadanya, perusahaan tersebut belum beroperasi seluruhnya di Jawa Tengah, bahkan menurut dia, ada yang berpikir untuk kembali ke Jawa Barat.
"Pertimbangannya, Jabar lebih siap infrastruktur konektivitasnya, kemudian ketersediaan infrastruktur dasarnya juga ada, kemudian SDM kita dan sisi produktivitas lebih baik, jadi mereka juga berpikir itu sebagai sesuatu yang kemudian jadi pertimbangan," katanya.
Adapun terkait alasan perusahaan yang relokasi ke luar Jawa Barat, Nining mengaku hal itu juga didorong oleh pengeluaran tenaga kerja.
"Jadi ada relokasi yang misalnya dari Kabupaten Karawang, Bekasi yang cost pegawainya lebih mahal pindah ke daerah lain, kemudian tadi didengar ada relokasi ke Jawa Tengah, tapi setahu saya mereka sekarang wait and see lagi melihat ternyata posisinya dan pada saat kami cek ke Jawa Tengah belum ada realisasi yang signifikan," katanya.
"Dari data yang kami miliki, yang relokasi itu kebanyakan industri padat karya (TPT) dan beralih ke Jawa Tengah posisinya, dan itu jumlahnya sekitar sembilan perusahaan," kata Kepala DPMPTSP Jawa Barat Nining Yuliastiani di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Baca juga: Jawa Barat optimistis target investasi 2024 tercapai berkaca realisasi 2023
Namun demikian, kata Nining, dari informasi yang masuk kepadanya, perusahaan tersebut belum beroperasi seluruhnya di Jawa Tengah, bahkan menurut dia, ada yang berpikir untuk kembali ke Jawa Barat.
"Pertimbangannya, Jabar lebih siap infrastruktur konektivitasnya, kemudian ketersediaan infrastruktur dasarnya juga ada, kemudian SDM kita dan sisi produktivitas lebih baik, jadi mereka juga berpikir itu sebagai sesuatu yang kemudian jadi pertimbangan," katanya.
Adapun terkait alasan perusahaan yang relokasi ke luar Jawa Barat, Nining mengaku hal itu juga didorong oleh pengeluaran tenaga kerja.
"Jadi ada relokasi yang misalnya dari Kabupaten Karawang, Bekasi yang cost pegawainya lebih mahal pindah ke daerah lain, kemudian tadi didengar ada relokasi ke Jawa Tengah, tapi setahu saya mereka sekarang wait and see lagi melihat ternyata posisinya dan pada saat kami cek ke Jawa Tengah belum ada realisasi yang signifikan," katanya.