Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Nining Yuliastiani mengatakan West Java Investment Summit (WJIS) 2024 merupakan penegasan posisi Jabar dalam ekosistem ekonomi hijau yang diprediksi akan menjadi ekonomi masa depan.
Hal ini, kata dia, di sela WJIS 2024, Kamis, terlihat dari makin banyaknya investasi di sektor kendaraan listrik (electric vechicle) yang masuk, dari Hyundai, BYD, hingga Vinfast.
BYD, kata dia sudah memastikan akan membangun pabrik di Kawasan Subang Smartpolitan dengan lahan seluas 107 hektar dengan estimasi nilai investasi sebesar satu miliar dolar AS.
Sementara perusahaan Vinfast yang berasal dari Vietnam dan bergerak di bidang kendaraan listrik sudah melakukan peletakan batu pertama di daerah Subang dengan investasi awal senilai 200 Juta dolar AS untuk ekspansi pasar ke Indonesia.
"Dengan kehadiran produsen EV, Jawa Barat akan menjadi EV Hub di Indonesia, dengan rencana investasi mencapai Rp11 triliun, akan ada 8.700 lapangan pekerjaan yang dibuka begitu operasional dimulai 2025," kata Nining.
Nining juga memastikan, Jawa Barat menjadi rumah bagi investasi di bidang data center, dan industri yang mengarah pada industri hijau dengan penerapannya pasti didukung penuh pemerintah.
Peluang Jawa Barat terus menjadi sasaran utama investasi juga diungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhammad Nur yang mengungkapkan bahwa perekonomian di Jabar bakal tumbuh, didukung oleh beberapa faktor meski masih ada tantangan geopolitik global yang berpengaruh pada nasional maupun regional Jawa Barat.
Menurutnya, peningkatan optimisme pelaku usaha pascapemilu satu putaran, memberikan sinyal positif bagi iklim investasi di Jabar.
Bank Indonesia juga memaparkan pada triwulan II tahun 2024, ekonomi Jabar tumbuh 4,95 persen, ada kenaikan jika dibandingkan triwulan I 4,93 persen.
Investasi sendiri, masih menjadi sektor yang dapat dibanggakan di Jawa Barat, sebab pada triwulan II realisasi investasi mencapai Rp63,7 triliun dan terbesar se-Indonesia.
Karena itu pihaknya menilai pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diperkirakan tetap tinggi dan berada pada kisaran 4,6 persen sampai 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Optimisme tersebut didasarkan pada permintaan domestik yang tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan potensi dampak penyelenggaraan pesta demokrasi terhadap perekonomian secara agregat.
"Selain itu, investasi Jabar juga terus tumbuh, bahkan saat ini menjadi yang tertinggi secara nasional," tuturnya.
Nining menjelaskan bahwa dari 2019 hingga semester I tahun 2024 arus modal asing, maupun dalam negeri terus meningkat ke Jawa Barat, utamanya pada lima sektor yang selalu menjadi primadona investor, mulai dari sektor pergudangan, transportasi, telekomunikasi, industri kendaraan bermotor, konstruksi dan lainnya.
Provinsi Jawa Barat menempati peringkat pertama realisasi investasi pada Semester 1 tahun 2024, dengan nilai realisasi investasi Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp128,3 Triliun atau meningkat 23,78 persen dari tahun 2023 pada periode yang sama.
Hal ini, kata dia, di sela WJIS 2024, Kamis, terlihat dari makin banyaknya investasi di sektor kendaraan listrik (electric vechicle) yang masuk, dari Hyundai, BYD, hingga Vinfast.
BYD, kata dia sudah memastikan akan membangun pabrik di Kawasan Subang Smartpolitan dengan lahan seluas 107 hektar dengan estimasi nilai investasi sebesar satu miliar dolar AS.
Sementara perusahaan Vinfast yang berasal dari Vietnam dan bergerak di bidang kendaraan listrik sudah melakukan peletakan batu pertama di daerah Subang dengan investasi awal senilai 200 Juta dolar AS untuk ekspansi pasar ke Indonesia.
"Dengan kehadiran produsen EV, Jawa Barat akan menjadi EV Hub di Indonesia, dengan rencana investasi mencapai Rp11 triliun, akan ada 8.700 lapangan pekerjaan yang dibuka begitu operasional dimulai 2025," kata Nining.
Nining juga memastikan, Jawa Barat menjadi rumah bagi investasi di bidang data center, dan industri yang mengarah pada industri hijau dengan penerapannya pasti didukung penuh pemerintah.
Peluang Jawa Barat terus menjadi sasaran utama investasi juga diungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhammad Nur yang mengungkapkan bahwa perekonomian di Jabar bakal tumbuh, didukung oleh beberapa faktor meski masih ada tantangan geopolitik global yang berpengaruh pada nasional maupun regional Jawa Barat.
Menurutnya, peningkatan optimisme pelaku usaha pascapemilu satu putaran, memberikan sinyal positif bagi iklim investasi di Jabar.
Bank Indonesia juga memaparkan pada triwulan II tahun 2024, ekonomi Jabar tumbuh 4,95 persen, ada kenaikan jika dibandingkan triwulan I 4,93 persen.
Investasi sendiri, masih menjadi sektor yang dapat dibanggakan di Jawa Barat, sebab pada triwulan II realisasi investasi mencapai Rp63,7 triliun dan terbesar se-Indonesia.
Karena itu pihaknya menilai pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diperkirakan tetap tinggi dan berada pada kisaran 4,6 persen sampai 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Optimisme tersebut didasarkan pada permintaan domestik yang tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan potensi dampak penyelenggaraan pesta demokrasi terhadap perekonomian secara agregat.
"Selain itu, investasi Jabar juga terus tumbuh, bahkan saat ini menjadi yang tertinggi secara nasional," tuturnya.
Nining menjelaskan bahwa dari 2019 hingga semester I tahun 2024 arus modal asing, maupun dalam negeri terus meningkat ke Jawa Barat, utamanya pada lima sektor yang selalu menjadi primadona investor, mulai dari sektor pergudangan, transportasi, telekomunikasi, industri kendaraan bermotor, konstruksi dan lainnya.
Provinsi Jawa Barat menempati peringkat pertama realisasi investasi pada Semester 1 tahun 2024, dengan nilai realisasi investasi Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp128,3 Triliun atau meningkat 23,78 persen dari tahun 2023 pada periode yang sama.