Kinerja positif APBN jaga stabilitas perekonomian Jawa Barat 2023
Senin, 22 Januari 2024 16:47 WIB
Penerimaan perpajakan tersebut didukung realisasi penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp143,67 triliun (98,77 persen terhadap APBN), meningkat signifikan sebesar 4,1 persen dibandingkan realisasi tahun 2022.
Di sisi lain, realisasi penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar Rp635,82 triliun (132,91 persen dari APBN 2023), tumbuh sebesar 49,1 persen dibandingkan realisasi tahun 2022. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp7,08 triliun (147,9 persen dari APBN 2023), tumbuh 18,17 persen dibandingkan realisasi tahun 2022.
Pendapatan tertinggi berasal dari PNBP Lainnya sebesar Rp3,64 triliun atau tumbuh 18,71 persen, sedangkan pendapatan BLU sebesar Rp3,44 triliun atau tumbuh 17,6 persen.
Sementara itu, untuk realisasi belanja negara mencapai Rp117,52 triliun (98,2 persen dari APBN 2023), atau meningkat 3,1 persen dari realisasi tahun 2022.
Kinerja belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan sebesar 8,47 persen atau senilai Rp48,84 triliun, yang didominasi oleh peningkatan belanja barang sebesar 25,91 persen atau senilai Rp20,62 triliun, yang merupakan kontribusi kegiatan persiapan pemilu tahun 2024 pada KPU.
"Pertumbuhan ini juga didorong adanya kenaikan pagu sebesar Rp4,22 miliar," ucapnya.
Realisasi belanja pegawai sampai 31 Desember 2023 mencapai Rp18,33 triliun, tumbuh negatif 2,48 persen dari tahun sebelumnya, yang dikontribusi oleh penurunan cukup signifikan pada belanja gaji dan tunjangan PNS dan TNI/Polri, penurunan pembayaran honorarium, serta penurunan tunjangan khusus dan pegawai transito pada beberapa kementerian dan lembaga.
Realisasi belanja modal sampai 31 Desember 2023 mencapai Rp9,83 triliun tumbuh sebesar 1,31 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang dikontribusi oleh peningkatan realisasi yang signifikan pada belanja modal irigasi, jaringan, peralatan dan mesin, serta Gedung dan bangunan sebesar Rp9,01 triliun.
"Kinerja Belanja Modal didorong oleh penyelesaian dan pembayaran termin pekerjaan," katanya.
Di sisi lain, realisasi penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar Rp635,82 triliun (132,91 persen dari APBN 2023), tumbuh sebesar 49,1 persen dibandingkan realisasi tahun 2022. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp7,08 triliun (147,9 persen dari APBN 2023), tumbuh 18,17 persen dibandingkan realisasi tahun 2022.
Pendapatan tertinggi berasal dari PNBP Lainnya sebesar Rp3,64 triliun atau tumbuh 18,71 persen, sedangkan pendapatan BLU sebesar Rp3,44 triliun atau tumbuh 17,6 persen.
Sementara itu, untuk realisasi belanja negara mencapai Rp117,52 triliun (98,2 persen dari APBN 2023), atau meningkat 3,1 persen dari realisasi tahun 2022.
Kinerja belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan sebesar 8,47 persen atau senilai Rp48,84 triliun, yang didominasi oleh peningkatan belanja barang sebesar 25,91 persen atau senilai Rp20,62 triliun, yang merupakan kontribusi kegiatan persiapan pemilu tahun 2024 pada KPU.
"Pertumbuhan ini juga didorong adanya kenaikan pagu sebesar Rp4,22 miliar," ucapnya.
Realisasi belanja pegawai sampai 31 Desember 2023 mencapai Rp18,33 triliun, tumbuh negatif 2,48 persen dari tahun sebelumnya, yang dikontribusi oleh penurunan cukup signifikan pada belanja gaji dan tunjangan PNS dan TNI/Polri, penurunan pembayaran honorarium, serta penurunan tunjangan khusus dan pegawai transito pada beberapa kementerian dan lembaga.
Realisasi belanja modal sampai 31 Desember 2023 mencapai Rp9,83 triliun tumbuh sebesar 1,31 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang dikontribusi oleh peningkatan realisasi yang signifikan pada belanja modal irigasi, jaringan, peralatan dan mesin, serta Gedung dan bangunan sebesar Rp9,01 triliun.
"Kinerja Belanja Modal didorong oleh penyelesaian dan pembayaran termin pekerjaan," katanya.