Antarajawabarat.com, 16/6 - Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan penyelidikan terhadap contoh makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan yang menimpa seratusan karyawan RS Boromeous Kota Bandung, Senin.
"Contoh makanan yang dikonsumsi oleh karyawan RS yang keracunan itu diperiksa, juga muntahan dari penderitanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dr Ahyani Reksanagara di Bandung, Senin.
Ia menyebutkan, tim khusus dari Dinkes Bandung diturunkan untuk melakukan penelusuran dan mencari tahu penyebab keracuran para karyawan RS itu.
"Penyebab keracunan belum bisa dipastikan dari apa, namun kita telusuri dari semua potensi yang ada, salah satunya dari katering yang mereka konsumsi," katanya.
Selain memeriksa contoh makanan yang dikonsumsi oleh para karyawan pada Sabtu lalu, juga melakukan penelusuran terhadap lokasi perusahaan jasa katering itu.
Tim yang beranggotakan lima orang itu, diturunkan untuk kemudian memastikan penyebab keracunan tersebut.
Meski dugaan kuat kepada nasi kotak yang dikonsumsi oleh para karyawan itu yang terdiri dari nasi, perkedel,ikan, sayur kacang dan kue.
"Penyebabnya bisa dari kuman, bakteri atau amuba. Kita masih cari tahu," katanya.
Menurut dia, pihaknya butuh waktu 24 jam untuk melakukan pengecekan terhadap sampel makanan itu.
Ia menyebutkan, dari kejadian itu meminta agar para pengusaha jasa katering untuk menyiapkan sampel makanan per hari, untuk mengantisipasi hal seperti itu.
"Dari pengecekan bisa memastikan, kapan penyebabnya masuk ke makanan itu, apakah di lokasi produksi atau di perjalanan," kata Ahyani.
Sementara itu pihak RS Boromeous Kota Bandung menggelar jumpa pers terkait kejadian luar biasa keracunan yang menimpa karyawan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Djuanda Kota Bandung itu.
"Memang ada kejadian itu, semuanya karyawan dan bukan menimpa pasien. Tidak ada pasien yang mengalami kejadian itu," kata Direktur RS Santo Borromeous Suriyanto kepada wartawan.
Ia menyebutkan, ada sekitar seratusan karyawan yang terkena keracunan itu dan hampir separunya menjalani rawat inap karena kondisinya membutuhkan perawatan intensif.
Menurut Suriyanto, pihaknya masih melakukan penelusuran penyebab keracunan di rumah sakit yang dipimpinnya itu, namun ia menduka berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh para karyawannya.
"Dugaan sementara akibat bakteri, sedangkan kondisi karyawan yang terkena gejala keracunan itu sudah mulai membaik," katanya.
Meski ada dokter dan perawat yang juga terkena keracunan, namun ia memastikan pelayanan medis di rumah sakit itu tetap berjalan melayani pasien rawat inap maupun rawat jalan.
"Pelayanan kepada pasien rawat inap maupun rawat jalan tidak ada masalah dan berjalan normal," katanya.
Ia menyebutkan, keluhan para karyawan keracunan terjadi pada Sabtu (14/6) ke klinik Boromeous. Diduga penyebabnya adalah makanan yang mereka santap pada saat bertugas Jumat (13/6).
"Fokus kami menangani mereka yang keracunan hingga sehat lagi, kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes Bandung untuk penelusurannya," kata Dirut RS Borromeous itu menambahkan.***3***