Menurut lembaga penyiaran publik NHK, seluruh korban tewas sebanyak berada di provinsi Ishikawa, yang terletak di sepanjang pantai laut di Pulau Honshu utama.
Lembaga itu juga menambahkan bahwa banyak korban luka di provinsi Nishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, dan Gifu.
Menteri Pertahanan Jepang mengatakan pihaknya telah memobilisasi pasukan gabungan darat, udara dan laut dan mengerahkan sekitar 10 ribu tentara di provinsi terdampak untuk operasi penyelamatan dan pertolongan dan bantuan.
Jepang dilanda banyak gempa sejak Senin sore dengan kekuatan magnitudo 7,6 yang memicu peringatan tsunami, kebakaran besar dan ombak setinggi empat kaki.
Namun peringatan tsunami tersebut kemudian dicabut oleh pemerintah.
Banyak rumah dan jalanan runtuh sementara layanan kereta dihentikan setelah gempa, ratusan ribu orang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Beberapa orang melaporkan terjebak di dalam gedung-gedung di kota Wajima, provinsi Ishikawa sementara pemadam kebakaran berusaha menemukan mereka.
Sekitar 200 bangunan, termasuk toko-toko dan rumah-rumah, mengalami kebakaran di sekitar tempat wisata populer Jalan Asaichi.
Rekaman video dan foto-foto yang disiarkan NHK menunjukkan rumah-rumah di sepanjang provinsi Ishikawa roboh sedangkan perahu-perahu kecil terbalik di perairan lepas pantai.Sebanyak 500 penumpang terlantar di Bandara Noto di provinsi itu ketika gempa menyebabkan kerusakan besar pada bangunan terminal dan membuat landasan dan jalan besar tidak dapat digunakan.
Menurut Otoritas Informasi Geospasial Jepang, gempa tersebut kemungkinan telah membuat pergeseran daratan di wilayah Noto hingga 1,3 meter ke arah barat.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo memastikan hingga Selasa (2/1) tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa akibat gempa di Prefektur Ishikawa, Senin (1/1) sore.
“Dari komunikasi yang dilakukan KBRI Tokyo dengan simpul masyarakat, sejauh ini tidak ada laporan WNI menjadi korban jiwa. Hingga Selasa siang (2/1) tercatat sembilan orang WNI yang masih berada di tempat penampungan, terdiri dari mahasiswa dan pemagang,” kata Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi di Tokyo, Selasa.
Dubes Heri mengatakan pihaknya terus memantau kondisi WNI yang bermukim di Prefektur Ishikawa dan sejumlah Prefektur lainnya yang terkena dampak gempa bermagnitudo 7,6 yang disertai peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang.
“Beberapa menit setelah kejadian bencana tim KBRI Tokyo telah melakukan kontak melalui hubungan telepon kepada simpul-simpul masyarakat di lokasi bencana. Mereka umumnya telah meninggalkan hunian berdasarkan arahan dari pemerintah setempat untuk tinggal sementara di lokasi penampungan,” katanya.
Dia menuturkan pihaknya menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi kondisi darurat selama mereka di penampungan, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat baik untuk pendataan dan kondisi kesehatan WNI.
“Taatilah imbauan dan instruksi dari aparatur pemerintah setempat. Jangan kembali ke pemukiman di tengah situasi yang sekiranya belum aman menurut petugas di lokasi bencana. KBRI Tokyo dibantu simpul-simpul masyarakat siap membantu kebutuhan mendesak yang diperlukan WNI di lokasi bencana,” katanya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: KBRI pastikan tidak ada WNI jadi korban jiwa gempa Ishikawa Jepang
Baca juga: Gempa dahsyat di Jepang runtuhkan bangunan, layanan kereta terhenti
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban tewas gempa Jepang bertambah menjadi 48 jiwa