Jakarta (ANTARA) - Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan perlu menunggu rangkaian debat capres-cawapres Pemilu 2024 selesai untuk melihat tren pergerakan pemilih yang pilihan politiknya masih bisa berubah dan mengedepankan rasionalitas (swing voters).
"Apakah swing voters akan terbagi ke dalam satu pasangan calon saja? tidak, data kami tidak seperti itu," kata Burhanuddin dalam rilis survei yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Menanggapi apakah seri debat capres-cawapres dalam Pemilu 2024 dapat mempengaruhi swing voters, Burhanuddin menuturkan tren pergerakan swing voters dalam memilih calon bersifat agak bias.
Pada umumnya, bila berkaca dari pengalaman Pemilu tahun 2019 lalu, swing voters cenderung mendukung ke pasangan calon (paslon) yang berasal dari bidang petahana. Sedangkan untuk kelompok pemilih yang belum membuat keputusan (undecided voters), lebih banyak memilih calon lainnya di luar petahana.
"Misalnya tahun 2019, itu data undecided lebih banyak lari ke Pak Prabowo dibanding Pak Jokowi," katanya.
Dari pengalaman tersebut, kata dia, terbuka kemungkinan pada Pemilu 2024, kelompok undecided voters bakal lebih banyak diambil oleh Anies Baswedan, dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang terafiliasi sebagai orang yang memegang suatu jabatan politik tertentu (petahana).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu menilai publik harus sabar menunggu proses debat capres-cawapres berakhir untuk melihat arah pilihan undecided voters dan swing voters.
Namun, jika melihat penampilan ketiga capres dalam debat capres yang diselenggarakan KPU pada Selasa (12/12), berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 23-24 Desember 2023, kata Burhanuddin, Anies Baswedan diakui lebih unggul dalam menyampaikan gagasan atau tanggapannya.