Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung menggelar pelatihan kewirausahaan bagi warga dari empat kabupaten dan satu kota untuk menjadi pengusaha dalam bidang kuliner mi.
Direktur Poltekesos Bandung Suharma mengatakan pelatihan yang diperkuat oleh pihak swasta ini, diisi oleh materi kreasi sajian mi, variasi jenis usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan maupun dukungan bahan usaha, sebagai satu upaya agar warga punya kemampuan daya tahan dan daya juang dalam berusaha atas pilihannya.
Baca juga: 197 mahasiswa Poltekesos Bandung disebar bantu masyarakat Garut
"Setelah pelatihan juga warga mendapat gerobak untuk menunjang kegiatan usaha, lengkap dengan bahan dagangannya ini, sebagai upaya perwujudan kemandirian warga penerima bantuan. Sehingga bisa beraktivitas dan keluar dari ketergantungan menerima bantuan," kata Suharma dalam keterangan di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Suharma menjelaskan pelatihan yang menjadi rangkaian kegiatan Dies Natalis Poltekesos ke-59 ini, diberikan pada warga dari Kabupaten Sumedang (20 orang), Kabupaten Garut (40 orang), Kabupaten Bandung (10 orang), Kabupaten Bandung Barat (10 orang), dan Kota Bandung (20 orang).
Selain itu, tambah Suharma, Poltekesos juga menerjunkan para mahasiswanya untuk berlatih dalam bidang kewirausahaan termasuk pembuatan mie ini, sehingga kelak para mahasiswa bisa menjadi pendamping bagi para warga yang menerima bantuan dari Kemensos.
"Langkah yang digagas ini sebagai ajang bagi mahasiswa mengembangkan kompetensi dan kapabiltasnya, untuk praktik langsung sesuai dengan kompetensi keilmuan yang diperoleh di bangku kuliah. Termasuk bagi para dosen untuk mengembangkan kompetensi, kapasitas dan kapabilitasnya, 'quick response' atas berbagai gejala dan fenomena sosial di berbagai tipologi masyarakat," ucapnya.
Menurut Ketua Pengabdian Pada Masyarakat Poltekesos Yuti Sri Ismudiyati yang juga merupakan project manager, kegiatan ini sesuai dengan status Poltekesos sebagai perguruan tinggi vokasi yang lebih banyak pada praktik selain keilmuan secara teoritik.
Terlebih, lanjut dia, sesuai dengan tupoksinya, Kemensos memiliki target para warga penerima bantuan dapat keluar dari keterbatasannya, dan menjadi berdaya serta punya kemampuan secara ekonomi terlepas dari kemiskinan.
"Jadi memang dari warga juga harus ada kemauan, harus ada semangat untuk hidup lebih baik," ujar Yuti.
Yuti berharap Poltekesos menjadi tulang punggung dalam implementasi tupoksi Kemensos di bidang rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan dan jaminan sosial.
Direktur Poltekesos Bandung Suharma mengatakan pelatihan yang diperkuat oleh pihak swasta ini, diisi oleh materi kreasi sajian mi, variasi jenis usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan maupun dukungan bahan usaha, sebagai satu upaya agar warga punya kemampuan daya tahan dan daya juang dalam berusaha atas pilihannya.
Baca juga: 197 mahasiswa Poltekesos Bandung disebar bantu masyarakat Garut
"Setelah pelatihan juga warga mendapat gerobak untuk menunjang kegiatan usaha, lengkap dengan bahan dagangannya ini, sebagai upaya perwujudan kemandirian warga penerima bantuan. Sehingga bisa beraktivitas dan keluar dari ketergantungan menerima bantuan," kata Suharma dalam keterangan di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Suharma menjelaskan pelatihan yang menjadi rangkaian kegiatan Dies Natalis Poltekesos ke-59 ini, diberikan pada warga dari Kabupaten Sumedang (20 orang), Kabupaten Garut (40 orang), Kabupaten Bandung (10 orang), Kabupaten Bandung Barat (10 orang), dan Kota Bandung (20 orang).
Selain itu, tambah Suharma, Poltekesos juga menerjunkan para mahasiswanya untuk berlatih dalam bidang kewirausahaan termasuk pembuatan mie ini, sehingga kelak para mahasiswa bisa menjadi pendamping bagi para warga yang menerima bantuan dari Kemensos.
"Langkah yang digagas ini sebagai ajang bagi mahasiswa mengembangkan kompetensi dan kapabiltasnya, untuk praktik langsung sesuai dengan kompetensi keilmuan yang diperoleh di bangku kuliah. Termasuk bagi para dosen untuk mengembangkan kompetensi, kapasitas dan kapabilitasnya, 'quick response' atas berbagai gejala dan fenomena sosial di berbagai tipologi masyarakat," ucapnya.
Menurut Ketua Pengabdian Pada Masyarakat Poltekesos Yuti Sri Ismudiyati yang juga merupakan project manager, kegiatan ini sesuai dengan status Poltekesos sebagai perguruan tinggi vokasi yang lebih banyak pada praktik selain keilmuan secara teoritik.
Terlebih, lanjut dia, sesuai dengan tupoksinya, Kemensos memiliki target para warga penerima bantuan dapat keluar dari keterbatasannya, dan menjadi berdaya serta punya kemampuan secara ekonomi terlepas dari kemiskinan.
"Jadi memang dari warga juga harus ada kemauan, harus ada semangat untuk hidup lebih baik," ujar Yuti.
Yuti berharap Poltekesos menjadi tulang punggung dalam implementasi tupoksi Kemensos di bidang rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan dan jaminan sosial.