Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi.
IHSG ditutup melemah 70,81 poin atau 0,99 persen ke posisi 7.088,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 13,66 poin atau 1,44 persen ke posisi 936,70.
"IHSG tertahan di zona merah sering sentimen eksternal, di mana pasar menilai terjadinya deflasi di China tentunya memberikan petunjuk penurunan permintaan yang mengarah ke perlambatan ekonomi, sehingga akan berpotensi menghambat ekonomi Indonesia, yang mana China merupakan mitra strategis dagang Indonesia," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Biro Statistik Nasional (NBS) China pada akhir pekan kemarin, merilis indeks harga konsumen, yang mengalami deflasi sebesar 0,5 persen dibandingkan deflasi 0,2 persen pada bulan sebelumnya.
Pelaku pasar menilai hal itu menunjukkan tekanan deflasi yang terus-menerus di China, mengindikasikan berlanjutnya pelemahan ekonomi di tengah melemahnya permintaan domestik.
Sementara itu, indeks survei bisnis perusahaan manufaktur besar di Jepang naik menjadi 5,7 persen pada kuartal IV 2023, dari 5,4 persen pada kuartal III 2023, yang mengindikasikan kondisi bisnis yang terus membaik di sektor ini.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer sebesar 0,35 persen, diikuti sektor barang baku yang naik sebesar 0,23 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG awal pekan ditutup melemah dipimpin sektor teknologi