Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan strategi menyerang yang dilakukan oleh PDI Perjuangan (PDIP) membantu eksodus basis pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang terdapat pada kubu Ganjar Pranowo pindah ke Prabowo Subianto.
"PDIP dengan strategi attacking-nya secara pasti meskipun mungkin tidak disadari turut membantu eksodus basis Pak Jokowi dari Ganjar ke Prabowo karena basis pendukung Ganjar sebagian besar adalah loyalis Pak Jokowi," katanya saat ditemui di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu.
Burhanuddin menilai strategi menyerang yang dimainkan oleh PDIP justru mempermulus dan mempercepat proses migrasi pendukung Jokowi ke kubu pendukung Prabowo Subianto.
"Karena bagaimanapun Mas Ganjar ini awalnya putra mahkota Pak Jokowi. Tapi kemudian ada perbedaan rute dan itu yang kemudian mempercepat proses eksodus," tambahnya yang baru dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Ilmu Politik di UIN Jakarta itu.
Burhanuddin menyebutkan jika strategi ini diteruskan, maka bukan tidak mungkin pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan finis di posisi ke-tiga.
Hal tersebut, kata dia, ditandai dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh Polling Institute yang mencatat adanya penurunan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dari 36 persen ke 24 persen.
Berdasarkan hal tersebut, ia menilai dari tiga pasangan calon yang ada, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diunggulkan untuk lolos ke putaran kedua Pilpres, karena hingga saat ini belum ada satu pun lembaga survei yang memberikan analisis akan terjadinya Pilpres satu putaran.
"Yang belum pasti adalah siapa yang mendampingi Prabowo-Gibran kalau misalnya Prabowo gagal mendapatkan magic number 50+1 (persen)," ujarnya.