Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Politeknik STTT Bandung melahirkan 309 lulusan di bidang tekstil dan produk tekstil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja kompeten demi mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing global.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan menyampaikan bahwa pembangunan SDM industri kompeten menjadi salah satu program prioritas Kemenperin, yang dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
”Salah satunya melalui peran Politeknik STTT Bandung, pendidikan tinggi vokasi di bidang tekstil dan produk tekstil, yang mampu menghasilkan lulusan jenjang Sarjana Terapan dan Magister Terapan,” ujar Masrokhan pada Wisuda Politeknik STTT Bandung tahun 2023, di Bandung, Sabtu.
Menurut Masrokhan, penyelenggaraan pendidikan vokasi bertujuan sepenuhnya untuk memastikan ketersediaan SDM kompeten yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Oleh sebab itu, link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha industri menjadi suatu keharusan, mulai dari perencanaan pembelajaran hingga penempatan kerja lulusan,” jelasnya.
Pada tahun 2023, Politeknik STTT Bandung melahirkan 309 lulusan terdiri dari 7 orang Program Studi Magister Terapan RTA, 91 orang Program Studi Teknik Tekstil, 86 persen Program Studi Kimia Tekstil, 56 orang Program Studi Produksi Garmen, Program Studi Produksi Garmen Konsentrasi Fashion Design sebanyak 38 orang dan Program Pendidikan 1 tahun Kerjasama Industri sebanyak 30 orang.
Politeknik STTT Bandung sebagai politeknik dengan spesialisasi di bidang tekstil memiliki potensi utama menghasilkan SDM industri bidang tekstil dalam jenjang sarjana terapan dan magister terapan. Namun, kebutuhan akan SDM Industri di bidang tekstil dan garmen, belum sepenuhnya dapat terpenuhi oleh lulusan dari Politeknik STTT Bandung.