Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menganggap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2023 yang defisit memperlemah nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“NPI yang mengalami defisit memperlemah rupiah karena capital outflow belum sepenuhnya kembali ke pasar indonesia,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Rabu.
Seperti diketahui, NPI pada kuartal III/2023 mencatatkan defisit 1,5 miliar dolar AS atau lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS. Kondisi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik.
Pada kuartal III/2023, transaksi berjalan menunjukkan defisit 0,9 miliar dolar AS (0,2 persen dari Produk Domestik Bruto), jauh menurun dibandingkan dengan defisit 2,2 miliar dolar AS (0,6 persen dari PDB) pada kuartal sebelumnya.
Kendati demikian, Rully menilai adanya perbaikan signifikan dari NPI kuartal III/2023 tidak mampu menopang kurs Rupiah.
Pelemahan Rupiah sangat dipengaruhi faktor eksternal, yakni Federal Reserve (The Fed) yang tak memberikan sinyal untuk memangkas suku bunga pada risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Defisit NPI pada kuartal III/2023 lemahkan nilai tukar Rupiah