Bandung (ANTARA) - Paguyuban Masyarakat Anti Berita Fitnah dan Hoaks menilai Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan pegawai Komdigi, T, yang ternyata "bermain" dengan sindikat judi online dan menyebarkan berbagai misinformasi terkait pengungkapan sindikat judi online di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi/sebelumnya Kominfo), sehingga Budi Arie banyak mengalami kerugian.
"Kami menilai Budi Arie menjadi korban ketidakakuratan serta keimbangan informasi, yang diduga dilakukan secara sistematis oleh kelompok tertentu terkait judi online, apalagi Budi Arie tegas menyatakan perang terhadap Judol," kata koordinator paguyuban, Teuku Afriadi dalam keterangan yang diterima di Bandung, Selasa.
Berdasar informasi yang dimilikinya, Teuku menuturkan bahwa ketika Budi Arie menjabat Menteri Kominfo, dirinya sudah mendapati sumber daya manusia di kementerian tersebut tidak ideal untuk dapat melakukan penanganan judi online secara menyeluruh, dimana pemerintah hanya sanggup menurunkan sekitar 10 ribu konten per hari.
Berawal dari masalah tersebut, Budi melakukan rekrutmen dan beberapa pihak banyak yang mengajukan diri. Salah satunya seseorang berinisial T yang kemudian menawarkan beberapa orang yang diklaim sebagai hacker muda NKRI merah putih.
Setelah itu, muncul juga pihak berinisial AK melalui T sebagai salah satu tenaga muda anti judi online yang memperlihatkan kemampuan sistem dan mesinnya bisa men-take down 50.000 sampai 100.000 per hari.
"Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk tapi belakangan mereka mundur," ucap dia.
Semua tenaga itu memiliki latar belakang yang terpercaya. Bahkan, seluruh proses rekrutmen berikut administrasi ditangani Direktorat Pengendalian, termasuk Budi Arie, memutuskan agar AK diterima karena yang bersangkutan juga mengklaim punya skill IT mumpuni, di mana dalam dunia IT, sudah umum bahwa ijazah terkadang bukan menjadi hal yang utama.