Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2023 sebesar 74,39, naik 0,62 poin dibandingkan nilai IPM pada tahun 2022 sebesar 73,77.
Status IPM menggambarkan level pencapaian pembangunan manusia di Indonesia dalam suatu periode. Semakin tinggi status IPM menunjukkan capaian pembangunan manusia yang lebih baik. Sementara itu, kecepatan IPM menggambarkan perubahan capaian pembangunan manusia dibandingkan waktu sebelumnya.
"Pada tahun 2023, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 74,39 atau naik 0,84 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 73,77," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis Berita Statistik di Jakarta, Rabu.
BPS mencatat peningkatan IPM 2023 terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, maupun standar hidup layak.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 73,93 tahun, meningkat 0,23 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Sumber data umur harapan hidup saat lahir menggunakan hasil Long Form SP2020 (SP2020-LF) agar hasil pengukuran IPM menjadi lebih akurat dan dapat menggambarkan karakteristik demografi Indonesia yang terkini.
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun meningkat 0,05 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 13,10 menjadi 13,15 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,08 tahun, dari 8,69 tahun menjadi 8,77 tahun pada 2023. Sumber data HLS dan RLS menggunakan hasil Susenas Maret.
Adapun dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) meningkat 420 ribu rupiah (3,66 persen) dibandingkan tahun sebelumnya. Sumber data pengeluaran riil per kapita per tahun
menggunakan hasil Susenas Maret.