Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2024 mencapai 24,01 miliar dolar AS atau turun 1,70 persen dibanding ekspor Oktober 2024 yang mencapai 24,42 miliar dolar AS.
"Penurunan ekspor November 2024 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 1,67 persen dari 23,07 miliar dolar AS menjadi 22,69 miliar dolar AS, demikian juga ekspor migas turun 2,10 persen, yaitu dari 1,34 miliar dolar AS menjadi 1,32 miliar dolar As," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar November 2024, sebagian komoditas mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 317,9 juta dolar AS (10,48 persen).
Sementara yang mengalami peningkatan terbesar adalah nikel dan barang daripadanya sebesar 467,6 juta dolar AS (87,26 persen).
Amalia menyampaikan, berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-November 2024 naik 4,70 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 26,80 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 8,83 persen.
Menurut negara tujuan, ekspor nonmigas November 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 6,24 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 2,34 miliar dolar AS, dan India 1,58 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,82 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 4,09 miliar dolar AS dan 1,37 miliar dolar AS.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-November 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai 34,73 miliar dolar AS (14,40 persen), diikuti Jawa Timur 23,62 miliar dolar AS (9,79 persen) dan Kalimantan Timur 23,05 miliar dolar AS (9,55 persen).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS catat ekspor November 2024 capai 24,01 miliar dolar AS